Pada keesokan
harinya, berangkatlah ke-60 nenek moyang itu ke hutan untuk mencari kayu yang
akan dijadikan tiang masjid itu. Setelah perjuangan yang melelahkan, akhirnya
mereka mendapatkan 60 kayu untuk dijadikan tiang masjid yang akan dibangun.
Setelah beristirahat secukupnya, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke
kampung mereka.
Karena jarak
hutan tempat mereka mengambil kayu itu sangat jauh, maka salah satu dari nenek
moyang itu sakit karena terlalu kelelahan yang amat sangat, dan akhirnya
meninggal diperjalanan itu. Setelah dikebumikan, mereka memutuskan untuk
melanjutkan perjalanannya kekampung mereka. Tapi ketika akan berangkat mereka
teringat akan kayu yang dibawa oleh nenek moyang yang meninggal tadi, mereka
mencari jalan bagaimana untuk membawa kayu itu. Salah seorang dari mereka
mengusulkan agar kayu itu tetap dibawa oleh siapa yang sanggup, tapi diantara
59 orang tiu tidak ada yang sanggup membawa dua kayu sekaligus. Akhirnya mereka
memutuskan untuk meninggalkan saja kayu itu dan melanjutkan perjalanan pulang.
Setelah menempuh
jarak yang sangat jauh, akhirnya tiba juga mereka dikampung mereka. Setelah
beristirahat beberapa hari maka mereka langsung mendirikan masjid yang mereka
inginkan. Walau dengan jumlah tiang yang hanya 59 buah, mereka tetap semangat
membangun masjid itu. Setelah bekerja keras, maka berdirilah sebuah masjid yang
kokoh, besar dan bertingkat itu. Masjid itu mereka namakan Masjid Kurang Aso
Anam Puluah yang artinya masjid enam puluh kurang satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar