Sabtu, 12 November 2016

Dongeng: Asal Usul Masjid Anam Puluah Kurang Aso Oleh Riska Mulyani


sumber foto:kidalnarsis.com
     Dahulu kala ada 60 orang yang ingin mencari kehidupan yang lebih baik. Mereka adalah nenek moyang penduduk negeri Muaralabuh. Dengan semangat yang tinggi, kerja keras yang tinggi pula akhirnya mereka dapat mendirikan suatu kampung. Kampung itu mereka namakan Muaralabuh. Dikampung itu mereka hidup dengan rukun dan damai saling bantu membantu, tolong menolong. Beberapa tahun kemudian perkampungan itu telah ramai ditinggali oleh keturunan-keturunan mereka. Karena mereka orang-orang yang taat beragama, maka berencana untuk mendirikan sebuah masjid dengan tiang sebanyak 60 tiang, sebagai simbol jumlah mereka yaitu 60 orang. Setelah bermusyawarah, akhirnya mereka sepakat bahwa 1 orang membawa 1 tiang sehingga jumlah tiangnya 60.
      Pada keesokan harinya, berangkatlah ke-60 nenek moyang itu ke hutan untuk mencari kayu yang akan dijadikan tiang masjid itu. Setelah perjuangan yang melelahkan, akhirnya mereka mendapatkan 60 kayu untuk dijadikan tiang masjid yang akan dibangun. Setelah beristirahat secukupnya, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke kampung mereka.
      Karena jarak hutan tempat mereka mengambil kayu itu sangat jauh, maka salah satu dari nenek moyang itu sakit karena terlalu kelelahan yang amat sangat, dan akhirnya meninggal diperjalanan itu. Setelah dikebumikan, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya kekampung mereka. Tapi ketika akan berangkat mereka teringat akan kayu yang dibawa oleh nenek moyang yang meninggal tadi, mereka mencari jalan bagaimana untuk membawa kayu itu. Salah seorang dari mereka mengusulkan agar kayu itu tetap dibawa oleh siapa yang sanggup, tapi diantara 59 orang tiu tidak ada yang sanggup membawa dua kayu sekaligus. Akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan saja kayu itu dan melanjutkan perjalanan pulang.
      Setelah menempuh jarak yang sangat jauh, akhirnya tiba juga mereka dikampung mereka. Setelah beristirahat beberapa hari maka mereka langsung mendirikan masjid yang mereka inginkan. Walau dengan jumlah tiang yang hanya 59 buah, mereka tetap semangat membangun masjid itu. Setelah bekerja keras, maka berdirilah sebuah masjid yang kokoh, besar dan bertingkat itu. Masjid itu mereka namakan Masjid Kurang Aso Anam Puluah yang artinya masjid enam puluh kurang satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini