Jumat, 09 Desember 2016

M. Aan Mansyur: Sosok Dibalik Puisi Indah Rangga Di AADC? 2


Saat pertama kali mendengar film  AADC? (Ada Apa Dengan Cinta?) Apa yang ada di pikiran Anda? Hal yang pertama kali muncul di pikiran saya adalah puisi Rangga. Rangga, seorang lelaki pendiam dan menyukai buku sastra lama yang  merupakan tokoh utama dalam film tersebut. Puisi Rangga punya daya tarik tersendiri bagi para pecinta film AADC? ini.
Pada tanggal 28 April 2016 lalu, Miles Production merilis film AADC? 2. AADC? 2 hadir untuk menjawab pertanyaan orang-orang tentang cerita Rangga dan Cinta yang belum usai. Seperti AADC yang pertama, AADC 2 hadir dengan sejumlah puisi indah karangan Rangga.
Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu,
Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.
Larik di atas merupakan penggalan puisi yang berjudul Batas salah satu larik puisi yang diciptakan Rangga untuk Cinta dalam film AADC 2. Saat pertama kali mendengar puisi itu dalam teaser AADC 2, saya langsung searching di google siapa sosok penyair yang berada di balik puisi itu. Saya yakin hal itu pulalah yang dilakukan para pecinta film ini saat mendengar puisi indah itu. Ternyata penyair berbakat itu adalah M. Aan Mansyur.
M. Aan Mansyur merupakan seorang sastrawan asal Makassar yang dipercaya sebagai penyair di balik puisi-puisi Rangga dalam film AADC? 2. Penyair kelahiran 14 Januari 1982, Bone, Sulawesi Selatan itu memang suka menulis puisi semenjak SMA. Ini yang menjadi kemiripannya dengan karakter Rangga yang menghabiskan masa SMA di dalam perpustakaan. Bahkan saat SMA ia bertemu dengan “cinta monyetnya” di perpustakaan.
Kutipan puisi di atas hanya sebagian kecil dari 31 puisi yang ia buat khusus untuk karakter Rangga dalam film AADC? 2 ini. Ketiga puluh satu puisi  tersebut dikumpulkan dalam buku “Tidak Ada New York Hari Ini”. Empat puisi di antaranya telah di tampilkan dalam film ini, tetapi tidak lengkap. Buku “Tidak Ada New York Hari Ini” diluncurkan bersamaan dengan peluncuran novel AADC?. 
Tidak Ada New York Hari Ini bukanlah satu-satunya karya yang dimiliki Aan. Telah banyak karyanya dimuat di media massa seperti koran Kompas, koran Tempo, majalah wanita Chic, majalah remaja Aneka Yess, majalah IDE Jepang, media online puisi.net, dan media lainnya. Karya Aan juga telah banyak dibukukan diantaranya Hujan Rintih-Rintih (2005), Perempuan, Rumah Kenangan (2007), Kukila (2012), Melihat Api Bekerja (2015), Lelaki Yang Terakhir Menangis di Bumi (2015) dan masih banyak lagi. Bahkan tahun ini buku Tidak Ada New York Hari Ini telah diterjemahkan ke bahasa asing dengan judul There Is No New York Today dengan dua bahasa di dalamnya. 
Tidak hanya itu, M. Aan Mansyur bersama teman-temannya juga membangun sebuah perpustakaan di Makassar yang diberi nama Kata Kerja. Selain itu, Aan juga aktif menulis di media sosial seperti twitter dengan ID @hurufkecil, wordpress dengan alamat hurufkecil.wordpress.com serta tumblr dengan ID aanmansyur.tumblr.com.

***

Cari Blog Ini