Rabu, 03 Maret 2021

MAKNA "SYAIR PERAHU" KARYA HAMZAH FANSYURI Oleh: Riska Mulyani


 

picture: id.wikipedia.or

A. SYAIR

Syair Perahu
Karya: Hamzah Fansuri

Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan

Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir

B. MAKNA SYAIR PER LARIK

Syair Perahu
Karya: Hamzah Fansuri

Inilah gerangan suatu madah (Ini adalah sebuah syair)
Mengarangkan syair terlalu indah (Syair yang terlalu indah)
Membetuli jalan tempat berpindah (Menunjukkan ke arah yang lebih baik)
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah (Di sanalah kepercayaan/keimanan akan diperbaiki)

Wahai muda kenali dirimu (para pemuda kenalilah dirimu)
Ialah perahu tamsil hidupmu (ia seperti perahu)
Tiadalah berapa lama hidupmu (tidak akan lama hidupmu)
Ke akhirat jua kekal hidupmu (akhiratlah yang kekal)

Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman (hiduplah dengan berpegang pada pedoman)
Alat perahumu jua kerjakan (kewajibanmu juga kerjakan)
Itulah jalan membetuli insan (itu yang akan menuntunmu)

Perteguh jua alat perahumu (perteguh keimanan/kepercayaanmu)
Hasilkan bekal air dan kayu (Persiapkan segala sesuatunya)
Dayung pengayuh taruh di situ (persiapkan semua yang dibutuhkan)
Supaya laju perahumu itu (agar lancar pelayaranmu)

Sudahlah hasil kayu dan ayar (Jika sudah mempersiapkan semuanya)
Angkatlah pula sauh dan layar (Mulailah berlayar)
Pada beras bekal jantanlah taksir (Jika semua sudah diperhitungkan dengan baik)
Niscaya sempurna jalan yang kabir (maka sempurnalah jalan menuju akhir)

C. MAKNA SYAIR SECARA KESELURUHAN

        Secara keseluruhan syair ini berusaha untuk menasehati sekaligus mengajak para pembacanya untuk mempersiapkan diri.  Pada bait pertama, penyair menyiratkan bahwa “Syair Perahu” ini merupakan sebuah nasihat yang akan membantu pembacanya memperbaiki diri dan mempersiapkan diri untuk mencapai tujuan. Bait selanjutnya, Hamzah mengajak pembacanya untuk mengenali diri terlebih dahulu. Siapa kita? Apa tujuan kita? Untuk apa kita di sini? Pertanyaan tersebut disambut dengan larik “Ialah perahu tamsil hidupmu”.  Hidup ini seperti perahu yang sedang berlayar, pada akhirnya akan berlabuh juga. Selanjutnya, Penyair menegaskan bahwa hidup kita tidak lama, tidaklah kekal kita, ia akan berakhir juga waktunya. Kehidupan kita di akhiratlah yang kekal. Hamzah mengajak para pemuda untuk berpegang teguh pada pedoman (Islam: Alquran dan Sunnah) dalam bait ketiganya. Selain itu, beliau juga menyuruh kita, para pembacanya untuk mengerjakan kewajiban kita (Islam: salat), karena itulah yang akan menuntun kita pada tujuan akhir kita. Bait keempat syair ini berisi penegasan kembali untuk memperteguh keimanan dan menyiapkan segala sesuatu agar mulus perjalanan kita menuju pelabuhan. Bait terakhir menjelaskan jika semua yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan sudah ada dan dipersiapkan dengan baik maka sempurnalah perjalanan kita menuju pelabuhan yang kita tuju.

D. KESIMPULAN

        Secara keseluruhan “syair perahu” ini berisi pesan bahwa apapun yang ingin kamu lakukan, rencanakanlah dan persiapkanlah segala sesuatunya dengan baik. Selanjutnya berusahalah secara maksimal mungkin agar semua yang kamu inginkan atau impikan dapat terwujud.

5 komentar:

Cari Blog Ini