Minggu, 19 Juni 2022

Ulasan Novel Biografi Rahmah El Yunusiyyah: Perempuan Yang Mendahului Zaman

Judul: Rahmah El Yunusiyyah: Perempuan yang Mendahului Zaman
Penulis: Khairul Jasmi
Penerbit: Republika
Tahun Terbit: 2020
Jumlah halaman: xii + 231


Beliau sering mengatakan, "Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki atau perempuan." (Jasmi, hlm.196)

Novel biografi ini ditulis oleh Khairul Jasmi, seorang penulis dan juga seorang wartawan senior. Seperti buku biografi lainnya, KJ melakukan banyak riset untuk menunjang isi buku ini. Saking banyaknya, ucapan terima kasih buku ini mencapai enam halaman. Isinya kurang lebih ucapan terima kasih KJ kepada seluruh narasumbernya yang telah banyak memberi sumbangsih selama penggarapan buku ini. Dengan banyaknya riset yang dilakukan KJ, novel biografi ini tidak perlu diragukan lagi keabsahannya. 

Novel biografi ini berisi kisah Rahmah El Yunusiyyah mulai dari beliau lahir hingga beliau wafat. Rahmah El Yunusiyyah merupakan tokoh perempuan yang hidup pada masa kolonial hingga kemerdekaan diraih Indonesia. Beliau terkenal sebagai tokoh perempuan yang sangat peduli pada agama dan pendidikan para perempuan khususnya di Minangkabau.

Novel ini berfokus pada kisah perjuangan Etek Amah (sapaan akrab beliau) dalam membangun sekolah Diniyyah Puteri, membela hak perempuan, pun membantu kemerdekaan Indonesia. Dalam perjuangan tersebut banyak masalah dan rintangan yang beliau hadapi mulai dari biaya, kesetaraan gender, stereotip masyarakat, ditambah pengawasan dari penjajah pada masa itu. Namun beliau tidak pernah lelah dan terus berusaha hingga rela berkeliling Indonesia sampai ke Malaysia untuk berdakwah dan membangunan sekolahnya.

Hebatnya lagi, waktu pedudukan Jepang, beliau pernah menjadi ketua Haha No Kai (sebuah organisasi perempuan di Padag Panjang). Pada masa perang kemerdekaan beliau ikut memelopori pembentukan TKR di Padang Panjang (sederhananya TKR itu TNI jaman dulu). Alhasil, Etek Amah pernah didenda, ditangkap, bahkan ditahan penjajah.

Etek Amah diberi gelar syekhah oleh Universitas Al-Azhar, Kairo. Ini gelar guru besar pertama untuk perempuan di dunia. Beliau juga penerima penghargaan Bintang Mahaputra Adiprana dari Presiden Republik Indonesia, SBY pada 13 Agustus 2013. Jika teman-teman ingin tahu alasan pemberian gelar kehormatan tersebut, silakan temukan jawabannya di dalam buku ini! 

Tidak seperti buku biografi lainnya, buku ini menggunakan bahasa yang ringan, mudah dipahami, dan tidak monoton.  Novel biografi ini terasa lebih "menggugah" dan tentu saja tidak membosankan. Karena ini novel biografi seorang tokoh perempuan, tentu saja nilai-nilai feminisme sangat jelas tergambar. Pembaca akan diajak untuk memahami feminisme versi Islam itu bagaimana. Jika bisa disimpulkan secara sederhana, mungkin feminisme di sini "bebas tetapi tidak melupakan kodrat". 

Melalui novel biografi ini kita pun diajak untuk megamati bagaimana  pola pikir orang-orang jaman dahulu,  posisi wanita di dalam masyarakat, dan perjuangan seorang wanita dalam mempertahankan prinsipnya di masa itu. Sehingga semua pembaca buku ini pasti setuju dengan pendapat bahwa Etek Amah sungguh seorang wanita yang cerdas dan pola pikir beliau sangatlah luar biasa. Mungkin itulah sebabnya buku ini diberi judul perempuan yang mendahului zaman.

Seperti tokoh-tokoh hebat lainnya yang mengabadikan diri melalui tulisannya, di dalam buku ini tidak dijelaskan apakah Etek Amah pernah menulis buku atau tidak. Hal itulah yang saya sayangkan. Selanjutnya, dalam novel biografi ini cukup banyak nama tokoh/sejarawan yang wara-wiri tetapi tidak dijelaskan siapa beliau dan apa hubungan para tokoh tersebut dengan Etek Amah. Jika saya ingin tahu siapa tokoh tersebut, saya harus berhenti membaca kemudian mencari tahu di google terlebih dahulu. Itu cukup mengganggu.

Mengingat bahasanya yang ringan, novel biografi ini sangat cocok dibaca oleh semua kalangan. Namun saya sangat merekomendasikan buku ini untuk para perempuan muslimah karena Etek Amah bisa dijadikan sebagai teladan dalam kehidupan kita. 

Jika teman-teman masih ragu untuk membeli atau membaca buku ini, teman-teman bisa membaca pratinjau buku ini secara gratis di google book terlebih dahulu. :)

Pengulas: Nendi Dwi Wahyuni dan Riska Mulyani

Cari Blog Ini