Jumat, 20 November 2020

MENGENAL GANGGUAN BERBICARA KHUSUSNYA KILIR LIDAH PADA ANAK Oleh : Riska Mulyani

Abstrak

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membahas salah satu gangguan berbicara yaitu kilir lidah pada anak. Sesuai dengan tujuan penulisan tersebut, dalam artikel ini akan dipaparkan berbagai hal terkait kilir lidah pada anak dalam sudut pandang psikolinguistik dan cara mengatasinya.  Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat diketahui penyebab terjadinya kilir lidah, jenis-jenis kilir lidah, unit-unit pada kilir lidah, dan cara mengatasi kilir lidah pada anak dalam sudut pandang psikolinguistik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) pengertian kilir lidah, (2) jenis-jenis kilir lidah, (3) unit-unit pada kilir lidah, (4) penyebab tejadinya kilir lidah pada anak, dan (5) cara mengatasi kilir lidah pada anak. Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai macam penyebab terjadinya kilir lidah pada anak dalam sudut pandang psikolinguistik dan cara mengatasi kilir lidah tersebut.

Kata kunci: psikolinguistik, produksi kalimat, gangguan berbicara, kilir lidah,  

PENDAHULUAN

Dalam proses berbahasa terjadi proses memahami dan menghasilkan ujaran, yakni berupa kalimat-kalimat. Slobin (dalam Chaer, 2003:5) mengemukakan bahwa psikolinguis-tik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan bahasa diperoleh manusia. Secara lebih rinci Chaer (2003:6) berpendapat bahwa psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa, bagaimana struktur itu diperoleh serta digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam tuturan itu. 

Dalam bertutur, terkadang seseorang melakukan kekeliruan. Adanya kesulitan dan ketidaklancaran merupakan penyebab terjadinya kekeliruan berbahasa. Pada waktu tertentu, mereka bisa memproduksi tuturan yang tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya ingin diucapkan dan ingin dimaksudkan. Terjadinya ketidaksesuaian antara hasil produksi dengan apa yang ingin diucapkan oleh penutur adalah slip of the tongue (kilir lidah). Kilir lidah termasuk dalam kekeliruan wicara karena tidak memproduksi kata yang sebenarnya kita kehendaki (Dardjowidjojo, 2008:147).

Kilir lidah dapat terjadi pada setiap penutur dalam berbagai situasi. Ada yang terjadi pada situasi resmi, ada juga situasi tidak resmi. Kilir lidah merupakan kekeliruan dalam berbicara. Kilir lidah yang terjadi pada setiap penutur dapat dilakukan dengan segaja maupun tidak. Kilir lidah yang biasa dituturkan secara sengaja biasanya memiliki maksud tertentu, yaitu sengaja ingin menciptakan suatu lelucon (humor). Misalkan, “Panas-panas gini enaknya minum eh tes.” Pada contoh tersebut, penutur sengaja ingin menciptakan suasana humor, sehingga kata yang seharusnya diucapkan sebagai es teh menjadi eh tes.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas gangguan berbicara khususnya kilir lidah pada anak karena kilir lidah sering terjadi dalam kehidupan sosial, tetapi sering tidak disadari penyebabnya Sesuai dengan hal yang akan dibahas, rumusan masalah pada artikel ini bagaimanakah kilir lidah yang terjadi pada anak, apa penyebabnya dan cara mengatasinya.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kilir Lidah

Kekeliruan dalam berujar dapat disebabkan oleh kilir lidah atau penyakit afasia (Darwowidjojo, 2003:147). Kilir lidah merupakan kekeliruan karena tidak memproduksi kata yang sebenarnya dikehendaki, sedangkan kekeliruan afasik muncul karena otak terganggu sehingga menjadi tidak mampu untuk mengujarkan kata yang sebenarnya diinginkan. 

Menurut Dardjowidjojo (200312:147) kilir lidah merupakan suatu fenomena dalam produksi ujaran ketika pembicara “terkilir” lidahnya sehingga kata-kata yang diproduksi bukanlah kata yang dimaksudkan. Ketika penutur menyadari kesalahan yang telah diberbuat, biasanya mereka melakukan perbaikan, senyap sebentar, membetulkan ucapannya, atau melanjutkan tuturannya lagi, atau terkadang membumbuinya dengan komentar atas kekeliruan yang telah diucapkan tersebut.

2. Jenis-Jenis Kilir Lidah

Ada dua macam kilir lidah, yaitu kekeliruan seleksi dan kekeliruan assembling. Kekeliruan seleksi meliputi, kekeliruan semantik, kekeliruan malapropism, campur kata, dan transposisi. Berbeda dengan kekeliruan semantik, kekeliruan assembling meliputi kekeliruan antisipasi dan preservasi (Darjowidjojo, 2003:147-150).

a. Kekeliruan Seleksi

Pada tipe seleksi semantik yang keliru, yang sering juga disebut sebagai “Freudian slips,” orang meretrif kata yang ternyata bukan yang dia inginkankan. Kekeliruan seperti ini bukan acak sifatnya, tetapi ada alasannya. Manusia menyimpan kata berdasarkan antara lain, sifat-sifat kodrati yang ada pada kata-kata itu.

1) Seleksi semantik yang keliru (Freudian Slips)

Pada tipe seleksi ini, orang meretrif/retrifal atau mengingat kembali kata yang ternyata bukan yang dia inginkan. Hal ini dikarenakan, manusia menyimpan kata berdasarkan sifat-sifat kodrati yang ada pada kata-kata itu. Kekeliruan pada seleksi semantik ini pada umumnya berwujud kata yang utuh dan berasal dari medan semantik yang sama. Misalnya: Kamu nanti beli kol, maksud saya, sawi, ya. Pada contoh tersebut, kol dan sawi termasuk di dalam satu kelompok yang dinamakan sayuran.

2) Melapropsisme

Asal mula lahirnya istilah ini berasal dari peran seorang wanita di dalam sebuah novel karangan Richard Sheridan The Rivals, yang bernama Ny. Malapro. Dalam novel itu Ny. Malapro digambarkan sebagai wanita yang ingin kelihatan berkelas tinggi dengan memakai kata yang muluk-muluk. Akan tetapi, yang terjadi adalah bahwa kata-kata itu bentuknya memang mirip tetapi keliru. Kekeliruan seperti allegory untuk alligator dan  reprehend untuk apprehend adalah contoh-contoh dalam bahasa Inggris untuk tipe kilir lidah ini. Dalam bahas Indonesia pun ditemukan gejala-gejala seperti itu, misalnya revarasi untuk reparasi, faham untuk paham, dan antisisapi untuk antisipasi.

3) Campur Kata (blends)

Kekeliruan pada tipe ini muncul apabila seseorang tergesa-gesa sehingga dia mengambil satu atau sebagian suku kata dari kata pertama dan satu atau sebagian suku lagi dari kata yang kedua dan kemudian kedua bentuk itu dijadikan satu. Di dalam bahasa Inggris sering terjadi, tapi kesalahan tersebut dimanfaatkan untuk menciptakan kata yang lebih pendek. Misalnya: Please expland (dari explain menjadi expand). Sedangkan di dalam bahasa Indonesia, fenomena kesalahan campur-kata seperti ini tampaknya sangat jarang. Hal ini disebabkan oleh kata di dalam bahasa Indonesia umumnya bersuku kata dua atau lebih sehingga, mungkin, percampurannya akan tidak mudah.

b. Kekeliruan Assembling

Kekeliruan Assembling adalah bentuk kekeliruan dimana kata-kata yang dipilih sudah benar, tetapi assaemblingnya keliru. Salah satu bentuk kekeliruan ini adalah transposisi yaitu memindahkan kata atau bunyi dari suatu posisi ke posisi lain. Misalnya, orang mengatakan saya gas butuh padahal yang dia maksud adalah saya butuh gas.

Tipe kekeliruan kedua dalam assembling adalah kekeliruan antisipasi. Maksud dari kekeliruan antisipasi adalah pembicara mengantisipasi akan munculnya suatu bunyi, lalu bunyi itu diucapkan sebagai ganti dari bunyi yang seharusnya. Bentuk-bentuk seperti

seruling bambu     → seluling bambu

bisa saja                → sisa saja

berdedikasi tinggi → bertedikasi tinggi

telah terekam diucapkan oleh orang Indonesia (Meera, 1997 dalam Dardjowidjojo, 2003:150)

Tipe kekeliruan assembling yang lain adalah perseverasi (perseverations) yang kadang-kadang disebut juga sebagai repetisi, merupakan kebalikan dari antisipasi, yaitu kekeliruan yang terjadi pada kata yang di belakang, misalnya sandal sepit untuk sandal jepit. Bunyi /s/ pada kata sandal terbawa ke belakang sehingga yang harusnya jepit menjadi sepit.

3. Unit-Unit pada Kilir Lidah

Secara garis besar unit-unit pada kilir lidah adalah fitur distingtif, segment fonetik, sukukata, kata, dan konstituen yang lebih besar dari kata (Darjowidjojo, 2003: 151-153).

a. Kekeliruan Fitur Distingtif

Kekeliruan ini terjadi apabila yang terkilir bukan suatu fonem, tetapi fitur distingtif dari fonem itu saja. Contohnya: clear blue sky → glear plue sky. Kekeliruan dari clear ke glear sebenarnya bukan penggantian fonem /k/ menjadi /g/, tetapi penggantian fitur distingtif [-vois] dengan [+vois]. Kekeliruan ini sangat jarang terjadi. Di dalam bahasa Indonesia dapat dicontohkan pada kata Paris menjadi Baris.

b. Kekeliruan Segmen Fonetik

Kekeliruan segmen fonetik merupakan kekeliruan yang paling umum, yang jumlah fiturnya lebih dari satu. Contoh: with this ring I thee wed → with this ring I thee red left hemisphere → heft lemisphere. Bunyi /r/ pada ring mempunyai titik artikulasi yang berbeda dengan /w/ pada wing, begitu juga dengan bunyi /l/ dan /h/ pada left dan hemisphere. Kekeliruan di mana bunyi yang saling mengganti ini berbeda lebih dari satu fitur distingtif dinamakan kekeliruan segmen fonetik. Dapat dikatakan bahwa kekeliruan seperti ini adalah kekeliruan di mana fonem bertukar tempat.

c. Kekeliruan Sukukata

Dalam bahasa Indonesia kita sering temukan kekeliruan pada sukukata. Dalam ha ini hampir selalu yang tertukar itu adalah konsonan pertama dari suatu suku dengan konsonan pertama dari suku lain. contohnya: ke-pa-la → ke-la-pa, tu-cing → ku-cing, dst.

d. Kekeliruan Kata

Kekeliruan ini terjadi bila yang tertukar tempat adalah kata. Misalnya rumah saya punya rumah untuk rumah saya. Kekeliruan ini kadang-kadang berlalu tanpa pembicara menyadarinya.

4. Penyebab Terjadinya Kilir Lidah Pada Anak

Dalam proses berbicara, psikologi seseorang tersentuh sehingga memunculkan beberapa efek psikologi tertentu, seperti tergesa-gesa, grogi (gugup, gelisah, takut salah, khawatir), humor (lelucon), tidak sengaja dan tidak konsentrasi.

a. Tergesa-gesa

Anak-anak yang berbicara tergesa-gesa cenderung akan mengalami kekeliruan dalam memproduksi kalimat. Kata-kata yang diproduksi dalam otak tidak keluar secara baik ketika dilisankan. Misalnya anak masuk dalam rumah sehabis bermain kejar-kejaran dan ia haus sekali dan ia ingin minum. Ujaran yang muncul menjadi mimun untuk minum. 

b. Gugup

Gugup, malu, dan takut salah merupakan sikap yang sangat memengaruhi seseorang dalam berbicara. Jika seseorang sudah merasa grogi, apa yang tersimpan dalam otaknya bisa tiba-tiba hilang. Misalnya anak-anak tiba-tiba melihat ular (ulat), ia terkejut dan ketakutan maka muncul ujaran ural...ural untuk ular.

c. Berada dalam Situasi Emosional

Saat anak sedang berada dalam situasi emosi seperti sedih, marah, dan senang tidak jarang mengalami kilir lidah. Misalnya saat sedang marah seorang anak berujar ambil untuk menggantikan ambilkan mobil.

d. Berbicara Tiba-Tiba

Kilir lidah juga bisa terjadi karena ketidak sengajaan (spontanitas), jadi penutur tidak menyadari bahwa yang diucapkan salah ketika tidak diingatkan. Misalnya ketika asyik bermain mobil-mobilan, tiba-tiba mobilnya meluncur keluar dan ia ingin diambilkan maka dapat muncul ucapan mobin untuk mobil

e. Tidak Konsentrasi

Ketika anak sedang berbicara kemudian ada yang mengacaukan konsentrasinya, ada kemungkinan anak tersebut mengalami kekeliruan dalam berbicara. Misalnya, “Bunda, di TV ada polosi, eh polosi, eh polisi”.

Pada contoh di atas, ketika sang anak sedang berusaha memberitahu bundanya bahwa di televisi ada polisi kemudian yang bunda menggodanya dengan mengacaukan kata-katanya, ada kemungkinan kata yang diucapkan oleh sang anak menjadi kacau. Seperti contoh tersebut, polisi menjadi polosi.

 

5. Cara Mengatasi Kilir Lidah Pada Anak

Respon orang-orang di sekeliling anak akan mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Oleh karena itu, orang tua, dan orang-orang di sekitar anak menyadari dampak tersebut. Dampak yang membuat anak menjadi sedih, marah, bahkan berhenti berbicara hendaknya dikurangi walaupun belum dikaji dampak respon tersebut bagi perkembangan bahasa anak. Hal ini mengacu pada teri belajar behavioristik yang menekankan bahwa respon yang menyenangkan atau positif akan mendorong untuk mengulang-ulang tingkah laku yang muncul.

Ada bebrapa langkah yang dapat mengatasi kilir lidah pada anak yaitu a) ciptakan suasana aman dan nyaman saat bercakap-cakap dengan anak, b) ulangi kembali kata uang salah diucapkan anak dengan benar tanpa mempersalahkan, dan c) ajak anak berbicara sebanyak mungkin sambil beraktivitas.

PENUTUP

Mengenal gangguang berbicara khususnya kilir lidah pada anak sangat perlu dilakukan orang tua agar dapat mengatasi dan mengantisipasi sedini mungkin gangguan ini. Kilir lidah merupakan kesulitan yang berhubungan dengan produksi ujaran di mana pembicara terkilir lidahnya sehingga kata-kata yang diproduksi bukanlah kata yang dia maksudkan. Kelainan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu tergesa-gesa, gugup, emosi, spontanitas dan tidak konsentrasi. Jika dibiarkan berlarut-larut anak-anak akan sulit melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan berbicara. Sampai usia remaja pun mereka akan sulit untuk menghadapinya hingga akhirnya psikologi mereka pun akan terganggu. Oleh sebab itu, orang tua perlu mengenal apa itu kilir lidah, penyebabnya, gejalanya, dan cara mengatasi anak-anak yang mengalami kilir lidah. Dukungan serta bantuan dari keluarga serta orang diseliling anak akan sangat membantu dalam mengatasi kilir lidah pada anak.

KEPUSTAKAAN

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2003. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini