Jumat, 21 Januari 2022

Kesenian dan Upacara-Upacara Adat Minangkabau

 BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang

Kesenian anak nagari di Minangkabau sangat beragam. Mulai dari alat musik tarian, pakaian dan lain-lain. Oleh karena itu, banyak para pemuda saat ini yang tidak mengetahui dengan jelas mana saja yang termasuk kesenian anak nagari. Karena pada ssat ini remaja lebih menyukai alat musik modern dari pada tradisional yang dimiliki oleh masyarakat minang.

Tak hanya itu, upacara-upacara adat di Minagkabau juga beragam. Mulai dari upacara yang berkaitan dengan kehidupan individual, masyarakat, ekonomi bahkan ada upacara adat yang bersifat khusus. Karena keberagamannya itulah penulis tertarik untuk menulis makalah ini.

Untuk itu, kita kaum remaja haruslah mengetahui kesenian yang dimiliki oleh masyarakat Minang dan upacara-upacara adat yang ada di Minagkabau agar kesenian dan upacara adat itu tetap terjaga dan dilestarikan sepanjang masa.

 

B.  Rumusan Masalah

1. Apa saja kesenian anak nagari Minangkabau

2. Apa saja upacara-upacara adat yang ada di Minangkabau

 

C.  Tujuan Penulisan

1. Agar pembaca mengetahui dengan jelas berbagai alat musik yang dimiliki oleh anak nagari masyarakat Minang

2. Agar pembaca mengetahui tarian daerah yang dimiliki oleh masyarakat Minang

3. Agar pembaca mengetahui seni gabungan yang ada di masyarakat Minang

4. Agar pembaca mengetahui nilai yang terkandung dalam seni anak nagari di minangkabau

5. agar pembaca mengetahui dengan jelas apa saja upacara adat di Minangkabau.

6. Agar pembaca mengetahui tata cara melaksanakan upacara adat di Minangkabau

BAB II

PEMBAHASAN 

A. Seni Tradisional Minangkabau

Masyarakat Minangkabau yang mayoritas menganut agama Islam, memposisikan dan memiliki cara padang tersendiri terhadap kehidupan dan proses berkesenian yang berkembang ditengah masyarakatnya. Kesenian diciptakan oleh manusia dalam rangka hubungan antara sesama manusia, maupun antara manusia dengan alam. Sebagai salah satu bentuk ekspresi dari rasa, cipta dan karsa umat manusia, sudah sejak lama menjadi bagian penting di tengah kehidupan masyarakat. Seni difungsikan untuk berbagai kepentingan baik pada hal-hal yang bersifat ritual (keagamaaan), adat-istiadat, serta sosial kemasyarakatan. Untuk pertunjukan kesenian tradisional di Minangkabau erat kaitannya dengan pelaksanaan upacara adat, seperti: pengangkatan penghulu, alek marampulai (mantenan) dan bentuk-bentuk acara sosial kemasyarakatan lainnya seperti: acara pengumpulan dana untuk pembangunan desa, sunatan, alek nagari, dan lain sebagainya.

Pertunjukan kesenian tradisional dimata masyarakat Minangkabau disebut dengan bagurau. Bagurau mencakup semua acara yang bersifat gembira ria, beramai-ramai dalam suatu pertunjukan atau hiburan bersama dengan pertunjukan musik ataupun permainan, kadangkala diramaikan dengan permainan lain seperti pertunjukan seni bela diri (pecak silat). Pada dasarnya kesenian tradisional yang berkembang di Minangkabau mengandung unsur kesederhanaan, seperti perangkat musik, tekhnik garap, jumlah pemain, serta tempat pertunjukan. Walaupun tumbuh, berkembang dan disajikan dalam kesederhanaan, namun terdapat hal-hal yang menarik dari pertunjukan kesenian tradisonal di Minangkabau, yaitu sifat komunikatifnya dengan penonton. Penonton secara bersama-sama dan secara langsung ikut terlibat dalam suasana pertunjukan. Saat pertunjukan berlangsung tidak terlihat jurang pemisah antara yang satu dengan yang lain, semuanya membaur menjadi satu dalam kebersamaan. Para penonton akan memberikan respon secara aktif (bersorak, bertepuk tangan, mengangguk-anggukan kepala, dan sebagainya) apabila pertunjukan berlangsung dengan baik.

Secara geo-historis, kesenian tradisional yang berkembang di Minangkabau dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu kesenian yang berkembang di daerah darek (daratan) dan kesenian yang berkembang di daerah pasisia (pesisir). Kesenian tradisional yang berkembang di daerah darek bentuk dan temanya lebih bersifat sederhana, seperti musik dan nyanyian, tarian dan bela diri. Pelakunya kebanyakan laki-laki. Begitupula dengan tari-tariannya lebih banyak mengangkat gerakan yang mengandung arti atau mengandung suatu kisah. Kesenian yang berkembang di daerah pasisia lebih beragam. Hal ini disebabkan pengaruh kebudayaan luar yang sangat kuat di wilayah tersebut. Selain yang bersifat sederhana, kesenian yang berasal dari pengaruh Islam Syiah cukup dominan seperti: tabut, indang, debus, salawat dulang dan lain sebagainya. Tari-tarian yang bekembang di daerah pesisir lebih bersifat tari pergaulan yang gerakannya tidak mengandung arti. Beberapa bentuk permainan rakyat juga diperankan oleh wanita.

1.Musik

Musik dikenal dengan kerawitan. Dalam kesenian Minangkabau, musik berperan sebagai pengiring nyanyi-nyanyian sertatari-tarian.

a.Jenis Alat Musik Pukul

1) Talempong

Talempong terbuat dari logam jenis kuningan. Bentuk talempong bulat seperti piring telengkup. Sebelah bawahnya kosong dan sebelah atasnya ada benjolan. Pukulan biasanya jatuh pada benjolan itu. Garis tengah talempong biasanya sekitar 15 sampai 17,5 cm. Talempong di Minangkabau ada dua jenis, antara lain :

Ø Talempong model saron

Cara memainkan talempong saron dengan menjinjing dua tiga talempong pada satu tangan. Dalam formasi lengkap biasanya talempong dimainkan oleh empat orang. satu orang menjinjing tiga talempong dinamakan pambao maksudnya membawakan melodinya. Bunyi  yang keluar adalah bunyi melodi. Dua orang lainya membawa satu talempong, dinamakan pengiring.

Ø Talempong model gambang

Ada dua jenis, yaitu :

·         Talempot saut terbuat dari bambu

·         Talempong yang terbuat dari logam.

2) Gandang

Gandang adalah alat musik yang berbentuk tabung. Tabung gendang terbuat dari kayu. Ada juga yang terbuat dari kulit kayu. Mulutnya ditutup dengan kulit. Kulit menjadi dua buah sisi datar di ujung tabung. Kulit dipasang tegang. Ketegangan kulit pada permukaan tabung sangat menentukanbunyi yang dihasilkan. Kulit yang dipakai biasanya kulit kambing atau kulit sapi.

Jenis gandang juga sangat banyak. Ada yang gandang yang berisi sabalah, adapula gendang yang yang berisi dikedua mulutnya, atau ujungnya. Gandang yang berisi satu disebut indang. Indang biasanya mempunyai ukuran20 sampai 25 cm. Indang biasanya digunakan untuk pengiring dikir serta permainan dabuih. Indang yang dua kali lebih besardisebut rebana. Rebana umumnya digunakan untuk mengiringi nyanyian pada acara – acara keagamaan, seperti dalam khatam Qur’an.

Jenis gandang yang lain adalah tansa. Tansa merupakan gandang yang bersisi di kedua belah mulutnya. Tansa banyak digunakan di Pesisir serta di nagari sekitar Danau Maninjau. Gandang tansa ukurannya besar. Cara memukulnya seperti memukul drumband. Bunyinya sangat keras, sampai mengatasi bunyi sepuluh sampai dua belas buah bunyi gandang ( tambur ) pada perarakan tabut.

Gandang yang mempunyai dua sisi lainnya adalah gandang kaling dan gandang tabut. Gandang keling adalah gandang yang berbadan panjang. Kulit pada kedua mulutnya tidak sama besar, sehingga bunyinya berbeda pula. Alat ini digunakan pada musik gamat. Gandang tabut ukurannya juga besar. Diameternya sekitar 40 sampai 50cm. Cara memainkan dengan menggantungkan pada tali yang dilingkarkan pada tengkuk pemain. Kedua sisi gandang dipukul dengan tangan kiri dan kanan.

Di daerah Darek, juga ada sebuah gandang yang khas. Gandang ini berbentuk seperti indang, tetapi ukurannya lebih besar, namun lebih kecil dri rebana. Inilah yang dinamakan adok.

b.Jenis Alat Musik Tiup

1)Saluang

Saluang adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Bambu yang digunakan biasanya jenis talang. Talang adalah bambu beruas panjang dan dagingnya tipis, sehinnga ringan dan mudah dibentuk. Diameter bambu yang digunakan biasanya 2,5 cm. Panjang saluang sekitar 30cm. Kedua ujung bambu dibiarkansaja terbuka. Saluang memiliki tiga atau empat lubang nada.

Cara meniup saluang, dengan cara meniup salah satu bibir di ujuang saluang tersebut. Saluang sangat khas. Meniupnya tidak boleh terputus – putus, karena itu pemain saluang harus punya keahlian tersendiri dalam mengatur pernafasannya. Hal ini disebut “ manyalisiahan angok” maksudnya adalah mengatur lalu lintas nafas dengan memanfaatkan hidung dan mulut.

2)Bansi

Bansi terbuat dari bambu yang lebih kecil dari saluang. Ukuran diameternya sekitar 1,5cm. Panjangnya sekitar 20cm dengan buku bambu pada salah satu ujungnya. Ruas itu dilubangi sebesar lubang nada yang dibuat pada bambu itu. Jumlah lubang nadanya ada lima buah.

Bansi biasanya digunakan untuk melodi. Ia dapat memainkan berbagai lagu pada berbagai jenis nada. Ia dapat mengalunkan lagu – lagu yang lebih indah dibanding dengan alat musik tradisional Minangkabau lainnya.

3)Pupuik

Pupuik biasanya dari batang padi. Ada juga yang membuat pupuik dari bambu kecil, yang ukurannya hampir sama dengan batang padi. Panjang pupik berkisar antara 5 cm sampai 10 cm.

Batang padi dilubangi seperti bansi. Lubang adalah untuk menentukan nada. Sering juga ditemui pupuik batang padi disambung dengan daun kelapa yang disusun melingkar menyerupai tanduk. Dengan penyambungan ini, bunyi pupuik akan semakin keras. Pupuik ini disebur “ pupuik simpolong “. Pupuik ini tidak digunakan untuk mengiringi nyanyian, tetapi semata – mata digunakan untuk mengiringi arak – arakan, karena bunyinya yang tinggi melengking.

c.Jenis Alat Musik Gesek

Alat musik gesek adalah rabab. Rabab lebih mirip dengan biola. Badan rabab terbuat dari tempurung kelapa yang besar. Bagian permukaannya ditutupi dengan kulit kambing. Lehernya terbuat dari seruas bambu. Tali rabab diregang langsung oleh pemain.

Nada diatur oleh keempat jari kiri pada leher rabab. Suara penyanyi ditentukan oleh nada yang dilahirkan oleh rabab itu sendiri. 

d.Jenis Alat Musik Petik

Jenis alat musik petik adalah kecapi dan geng gong. Kecapi merupakan alat musik yang terdiri dari senar – senar, masing – masingnya melantunkan bunyi yang berbeda. Alat musik ini merupakan pengaruh dari kebudayaan Arab.

Alat musik petik asli Minangkabau adalah geng gong. Geng gong, dulu banyak dijumpai di daerah Luhak Lima Puluh Kota. Geng gong merupakan lat musik petik yang terdiri dari karet yang ditarik, kemudian didekatkan ke mulut. Perbedaan bunyi disebabkan oleh tarikan tali serta besar kecil mulut dan bentuk mulut yang memainkan.

2.    Tarian Daerah

a.Nama – Nama Taria Daerah

Tari – tarian sangat banyak ragamnya di Minangkabau. Hampir di setiap daerah dalam wilayah Minangkabau memiliki tari–tarian tradisional yang khas. Berikut ini ada beberapa macam nama tarian menurut asal daerahnya :

·         Tari rantak kudo berasal dari Pesisir Selatan

·         Tari balanse madam berasal dari daera Padang

·         Tari mancak berasal dari daerah solok

·         Tari alau ambek berasal dari dari daerah Pariaman

·         Tari alue berasal dari daerah Agam

·         Tari jalo berasal dari daera Sawahlunto sijunjung

·         Tari mulo pado berasal dari daerah Tanah Datar

·         Tari salapik salapan berasal dari daerah pasaman

b.Ciri-ciri Khas Gerakan dalam Tarian Minangkabau

Tari–tarian Minangkabau dapat dibedakan berdasarkan ciri – ciri khas gerakan tarian.

1) Tarian Pencak

Tarian pencak adalah tarian yang gerakannya menyerupai pencak. Perbedaan tari pencak dengan pencak adalah, dalam tarian pencak, para pemain tidak bersinggungan, sedangkan dalam pencak bersinggungan. Perbedaan lain adalah tarian pencak diiringi oleh bunyi – bunyian, dan pada pencak tidak diiringi musik atau bunyi – bunyian.

Gerakan tarian pencak merupakan hubungan antara aksi dengan reaksi. Bila ada dua penari, yang satu gerakannya lebih ditentukan oleh gerakan yang dilakukan lawan mainnya. Gerakan ini memerlukan penyesuaian.

Jenis tarian pencak adalah :

Ø  Tari gelombang

Tari gelombang biasanya dipertunjukan pada upacara – upacara besar. Tari ini biasanya dilakukan untuk menyambut tamu besar. Tari ini juga sering dipertunjukan dalam upacara perkawinan atau upacara batagak pangulu. Penari ini terdiri dari puluhan orangyang biasanya terbagi dua kelompok. Masing – masing kelompok dipimpin oleh seorang “ tuo “ yang memberikan aba – aba. Kedua kelompok merupakan pasukan pengawal. Ia akan mengawal rombongan utama. Gerakan penari dalam tari gelombang merupakan langkah – langkah dalam pencak silat. Gerakan yang dipakai biasanya langkah empat. Gerakan langkah empat dapat digambarkan sebagai berikut :

§  Setiap hendak melangkah maju, mereka bertepuk menurut aba – aba pimpinan. Kemudian kelompok menampilkan posisi dua barisan yang sedang bertempur.

§  Gerakan mereka mengembang lepas dengan tangan terbuka serta jari melentik. Gerakan badan merendah ketika melangkahkan kaki lebar – lebar, lalu meninggi dengan mengangkat sebelah kaki setinggi lutut seperti alunan gelombang.

Ø  Tari sewah

Tari sewah merupakan tari pencak. Penari biasanya terdiri dri dua atau tiga orang. Dalam menari, mereka memakai senjata yang disebut sewah. Sewah merupakan senjata tajam yang panjangnya kira – kira satu ela. Dalam tarian ini biasanya dua orang memakai senjata. Bila pemain ada tiga orang, yang memegang senjata tetap dua orang . sedangkan yang tidak bersenjata menjadi sasaran tikaman. Dalam tarian yang terdiri dari dua orang penari, mereka mempertunjukan gerakan bertempur tanpa bersinggungan.

Ø  Tari alo ampek

Tari alo ampek dilakukan oleh dua orang  dibantu oleh dua penamping yang disebut dampeang dan dua orang janang. Gerakan tari mempertunjukan perlombaan keterampilan menyerang dan menangkis secara bergantian. Bentuk gerakan penyerangan misalnya merebut pakaian lawan seperti : seperti destar, baju, dan kain sesamping yang dililitkan di pinggang. Pemain dipimpin oleh dampeang. Ia mengatur gerakan sambil bernyanyi. Seorang dampeang bersuara rendah disebur dampeang jantan, seorang lagi bersuara tinggi disebut dampeang betina. Janang bertugas memberikan penilaian.

Gerakan dalam tarian ini digambarkan sebagai berikut :

§  Setelah melakukan salam kepada penonton, kedua pemain saling berhadapan dan mulai melakukan setelah dampeang memberikan aba – aba.

§  Gerakan – gerakan yang dipakai adalah : guntiang untuk menggunting kain sesamping lawan, simbua untuk menyimbur lalu mereka merebut buah bajunya, batuah untuk memukul kepala lawan untuk mengambil destar. Gerakan ini berpegang pada inisiatif dan siasat para penari untuk memenangkan permainan.

2) Tarian Perintang

Tarian perintang adalah tarian yang bertujuan untuk hiburan. Biasanya dilakukan oleh muda mudi untuk mengisi waktu luang sambil bergembira ria. Mengisi waktu luang disebut dengan kegiatan untuk perintang – rintang waktu. Tarian perintang waktu sering disebut tarian pergaulan. Tarian ini dilakukan bersama – sama atau seorang diri. Gerakan tarian ini diiringi oleh bunyi – bunyian.

Gerakan tarian lebih banyak menirukan perilaku alam, seperti meniru gerakan tupai, elang terbang, kerbau mengamuk, dan berbagai kegiatan sehari – hari lainnya.

Jenis – jenis tarian perintang adalah :

Ø  Tari piriang

Tari piriang biasanya dimainkan sendiri atau bersama – sama. Tari piriang biasanya dilakukan dengan meletakkan piring porslen di telapak tangan. Di ujung jari tangan dipasang cincin yang terbuat dari damar yang dilubangkandi tengahnya dan dibuang isinya. Cincin ini dijentikan pada piring sehingga menimbulkan bunyi sesuai dengan irama musik. Gerakan kaki biasanya disebut rantak. Gerakan dalam tarian ini bermacam – macam. Misalnya mempertunjukkan elang terbang yang mengibaskan sayapnya lalu menukik menyambar anak ayam. Ada juga gerakan yang memperlihatkan petani sedang bercocok tanam, mulai dari membajak, mencangkul sampai panen. Ada juga gerakan lain seperti kegiatan sehari – hari lainnya, gadis yang sedang berhias, menyisir rambut dan lain – lain. Variasi gerakan sering memperlihatkan kemahiran meliuk – liukan badan sambil terus mengayunkan tangan atau berguling. Dalam pertunjukan tari piring sering juga dipertunjukkan kemampuan penari dengan menginjak pecahan kaca.

Ø  Tari galuak

Tari galuak, tari yang mempergunakan galuak. Galuak adalah tempurung kelapa.  Kedua belah tangan, masing – masing menggenggam galuak. Gerakan tari ini mengutamakan berbagai kemungkinan untuk mengadu tempurung, sehingga melahirkan bunyi. Gerakan ini biasanya memperlihatkan gerakan hewan atau petani.

Ø  Tari kabau jalak

Tari ini memperlihatkan gerakan kerbau yang gila. Kedua tangan penari diacung – acungkan lewat kepala membentuk tanduk kerbau. Nafas mendengus – dengus. Kelihatan gerakan ini hampir seperti orang kesurupan. Adakalanya penari menyeruduk ke arah penonton. Penonton jadi gaduh dan terlihat aktif dalam tarian ini. Kerbau jalang mempelihatkan gerakan bergulingan di kubangan. Tiba – tiba ia terkejut, seolah – olah mendengar suara harimau. Puncak tarian ini adalah pada gerakan pertempuran antara kerbau dan harimau.

3)Tarian Kaba

Tarian kaba adalah tarian dengan mengangkat terima cerita kaba. Tarian ini sangat banyak ragamnya. Pola gerakan penari tidak banyak variasi, karena dalam pertunjukan ini lebih mengutamakan nyanyian dari tarian. Gerakan dalam tari mengacu pada isi cerita.

Jenis tarian kaba adalah :

Ø  Tari si kambang

Dalam tarian ini gerakan khas adalah ketika menyanyi, si penari mempertunjukan gerakan mengayunkan anak dalam gendongan. Bila sipenari berkeliling, ia mempertunjukan gerakan menggendong anak. Inilah makanya tari si kambang sering juga disebut tari buai – buai.

Ø  Tari ilau

Tarian ini dimainkan oleh empat orang atau lebih. Gerakannya dengan berjalan berkeliling membentuk lingkaran. Sambil berjalan mereka meratap bergantian. Ratapan ini unruk mengisahkan cerita yang hendak disampaikan. Tari ini sering dimainkan oleh perempuan.

Ø  Tari tupai janjang dan tari barabah mandi

Pada kedua tari ini terdapat gerakan yang lebih lincah. Kaba disampaikan lewat nyanyian yang diiringi musik tradisional. Gerakan menirukan gerakan  tupai atau gerakan burung gerabah.

3.Seni Gabungan

a. Randai

Randai ini bearsal dari luak lima puluah kota, yang biasanya dimainkan oleh sekelompok orng yang berjumlah 15 sampai 25 orang, yang memainkan sebuah cerita atau kaba klasik seperti Anggun Nan Tungga, dll. Randai merupakan kumpulan kesenian seperti tari dendang drama (tater), buasana, dan kini juga ada musik serta pencak silat.

1) Pemain Randai terdiri atas

·         Anak Layar, yaitu semua penari yang ikut dalam pertunjukan

·         Anak Dendang, yaitu pemain yang disamping menarita juga mendendangkan lagu yang jumlahnya sebanayk 3 atau 4 orang

·         Pelaku cerita atau kaba, yaitu pemain yang memrankan lakon atau bandit atau pemain pendukung

·         Tuo Randai, yaitu salah seorang pemain yang bertugas memberikan aba-aba ke dalam permaiba nan

·         Tukang saluang dan tukang talempong biasanya tidak ikut menari

2) Pakaian anak randai

·         Galembong atau kindik berupa celana besar dengan pisaknya dijahitkan diujung kaki celana

·         Baju gunting cina, terbuat dari kain satin dengan warna yang disesuaikan kepada si pemakai melakonkan tokoh dalam cerita

·         Deta Runciang, berupa kain runcing yang terbuat dari karton

·         Pakaian adat untuk perempuan seperti berbaju kuruang dan lambak dengan tingkuluak tanduak

3) Memainkan randai

Dalam memainkan randai harus dilengkapi dengan teks berupa dendang berupa pantun yang terdiri dari 6 larik (baris) dan dialog para pelaku yang dipertunjukkan setelah selesai dendang.

b. Tari Indang

            Tari indang merupakan perpaduan antara seni sastra, vokal dan tari yang diirinfi dengan rapai atau tari indang. Pada tari indang ini terjadi berbalas pantun yang dipimpin oleh seorang khalifah.

4.Seni Rupa seperti Ukiran,Sulaman, Bordir, dan Anyaman

Seni rupa merupakan ungkapan jati diri kebudayaan orang minangkabau. Untuk itu semua bentuk makhluk hidup dan benda-benda yang ada di lingkungannya, seperti ukiran itiak pulang patang, pucuk rebung paku kacang balimbiang

5.    Seni sastra seperti Pantun dan Kaba

a.    Pantun

Pantun terdiri dari beberapa baris dalam jumlah yang genap, sari 2 sampai 12 baris, rima akhir sama, separuh kalimat permulaan sampiran dan separuh berikutnya isi

b.    Kaba

              Kaba meru pakan salah satu cerita rakyat disamping dongeng, hikayat, dan cerita lainnya. Jika dilihat dari ceritanya, kaba dapat dibagi menjadi dua yaitu :

§  Kaba Klasik, yaitu kaba dari hikayat, misalnya hikayat Malin Deman menjadi Kaba Malin Demam

§  Kaba Baru, setelah adanya mesin cetak, tukang kaba beralih ke buku, kemudian dijadikan permainan randai sebagai teater rakyat yang memunculkan kaba baru seperti kaba simarantang

 

6.    Nilai-nilai yang terkandung dalam Seni Tradisional di Minangkabau

§  Sebagai alat penyampai perasaan karena seni adalah keindahan

§  Bentuk bangunan rumah gadang mengandung arti bahwa alam minangkabau terdiri dari pegunungan dan lembah-lembah

§  Ukiran yang bermotifkan itiak pulang patang mengandung arti bahwa orang minangkabau itu seiya-sekata, tertib, dan panurut

§  Motif ukiran kaluak paku kacang balimbiang melambangkan corak kehidupan rumah tangga, fungsi orang tua sebagai kepala rumah tangga dalam keluarga dan niniak mamak di dalam kaum serta melambangkan hubungan anatara mamak dengan kemenakan

§  Motif pucuk rebung melambangkan bahwa orang minangkabau diwaktu kecil dia berguna, dan setelah tua dia terpakai

 

B. Upacara Adat di Minangkabau

1. Pengertian dan Makna

Upacara adat Minangkabau adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terikat kepada aturan-aturan tetentu menurut adat yang berlaku dalam masyarakat Minangkabau, seperti upacara perkawinan, batagak gala (penghulu), kematian dan lain sebagainya.

Upacara adat mengandunmg beberapa makna bagi masyarakat Minanmgkabau antara lain :

a. Sebagai pengikat tali persatuan dan kesatuan dalam masyarakat secara umum.

b. Sebagai sarana untuk menjalin rasa persamaan, sesakit-sesenang, seberat-seringan, berat sama dipikul ringan sama dijinjing atau wujud gotong royong.

c. Sebagai alat penguat ikatan tali kekerabatan dalam kaum, dalam kampung dan dalam nagari.

d. Sebagai wujud kebanggaan bagi masyarakat Minangkabau yang duduk sama rendah tegak sama tinggi dengan masyarakat lain di dunia.

2. Pengelompokkan Upacara Adat

a. Kelompok upacara adat “sepanjang kehidupan/upacara selingkar kehidupan”

Yaitu upacara yang diselenggarakan pada peristiwa-peristiwa penting atau sepanjang atau selingkar riwayat kehidupan seseorang.

Upacara adat sepanjang kehidupan meliputi :

§  Kehamilan

§  Kelahiran

§  Karek pusek, turun mandi dan aqiqah

§  Sunat Rasul

§  Mengaji dan khatam Al Qur’an

§  Nikah kawin

§  Batagak gala / penghulu

§  Kematian

Contoh rangkaian upacara adat sebagai berikut :

1)Upacara turun mandi

                 Upacara turun mandi dimasudkan untuk menghormati keturunan yang baru lahir dan berbagi kebahagian dengan masyarakat bahwa di kaum tersebut telah lahir keturunan baru. Upacara ini dilaksanakan di rumah orang tua si anak saat anak tersebut berumur tiga bulan. Di sini si anak dimandikan oleh bakonya. Selain itu juga ada perjamuan.

2) Upacara kekah

                 Upacara kekah (akikah) merupakan syariat agama islam. Ini dimasudkan sebagai upacara syukuran atas titipan allah swt berupa anak kepada kepada kedua orang tuanya. Waktu pelaksaannya bermacam-macam. Upacara dilaksanakan di rumah ibu si anak atau di rumah bakonya. Acara dimulai dengan pembukaan. Lalu seekor kambing disembelih,dibersihkan,lalu dimasak. Acara dilanjutkan dengan do’a, lalu dimakan bersama.

3)Upacara sunat rasul

                 Sunat rasul juga merupakan syariat agama islam, tanda pendewasaan bagi seorang anak. Upacara biasanya diselenggarakan waktu si anak 8 sd 12 tahun, bertempat di rumah ibu si anak atau rumah keluarga terdekat ibu si anak. Acara dimulai dengan pembukaan,lalu si anak disunat, selanjutnya do’a.

4) Mengaji dan khatam Al Qur’an

Upacara ini dilaksanakan bagi seseorang yang telah cukup usia untuk mengikuti pendidikan pengajian Al Qur’an (usia 4 – 10 tahun).

Rangkaian upacara itu adalah :

§  Manjalang guru, yaitu orang tua atau mamak pergi menemui guru mengaji untuk mengantarkan anak atau kemenakan menuntut ilmu pengetahuan agama dan adat istiadat.

§  Balimau, yaitu seorang calon murid dimandikan oleh gurunya dengan air kembang dan limau sebagai pertanda disucikan lahir dan batin sebelum diberi ilmu pengetahuan.

§  Batutue (bertutur), yaitu menceritakan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya (belajar)

§  Mengaji adat istiadat, seperti tambo dan sejarah atau riwayat-riwayat serta perumpamaan alam (alam takambang jadikan guru).

§  Tari sewa dan pencak silat, untuk menambah keterampilan bela diri.

§  Mengaji halal jo haram, yaitu mempelajari seluk beluk agama keagamaan.

§  Mengaji adat sopan santun, yaitu pidato, pasambahan dan pepatah-petitih adat yang disebut “nan kuriak kundi, nan merah sago. nan baik budi, nan indah baso”.

5) Nikah – Kawin

Upacara ini didahului oleh beberapa kegiatan pengenalan dan kesepakatan, bertujuan untuk mencari kata sepakat pelaksanaannya. Mungkin saja calon mempelai berasal dari nagari yang berbeda, sehingga adat istiadatnya berlainan pula, seperti kata adat “lain padang lain belalang, lain lubuak lain ikannyo, lain nagari lain adatnyo”.

Rangkaian upacara nikah kawin antara lain :

§  Manapiak bandua, yaitu menjumpai keluarga.Pada umumnya yang datang adalah keluarga wanita ke rumah pihak keluarga laki-laki. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud, kiranya dua keluarga dapat disatukan agar lebih erat melalui perkawinan anak kemenakan keluarga tersebut.

§  Pinang-meminang, yaitu meminta secara resmi persetujuan perkawinan anak kemenakan kedua keluarga. Pinang meminang dikatakan juga sebagai wujud kesopanan yang tinggi, sebab walaupun yang akan menikah dua orang anak manusia, tapi hakikatnya adalah pertautan dua keluarga, seperti kadat adat “Nikah si perempuan, kawin jo niniak mamak”.

§  Anta ameh dan mambuek janji, yaitu melaksanakan pertunangan atau timbang tando. Kedua belah pihak mengadakan pertemuan di rumah perempuan untuk melaksanakan pertukaran tanda perkawinan, biasanya berupa emas (cincin), sehingga cincin itu disebut “cincin kawin”. Apabila seseorang telah memakai cincin tersebut berarti dia sudah ada yang punya, dan tidak boleh diganggu lagi.

§  Nikah-kawin, yaitu pelaksanaan perkawinan secara adat dan agama Islam. Kedua belah pihak menyelenggarakan acara helat sesuai “kemampuan” dan “kesepakatann”. Pelaksanaan upacara adat sejak manapiak bandua sampai timbang tando dipimpin oleh mamak, tapi menyelenggarakan akad nikah oleh orang tua sesuai kata adat :

“Pulang ka bako rumah Bapak

Di parak tumbuahlah capo,

Utang adat di junjuang mamak

Utang syarak baban ibu-bapo.”

§  Japuik-anta, yaitu menjemput marapulai (mempelai) oleh keluarga wanita ke rumah laki-laki. Menjemput mempelai ini biasanya membawa persyaratan yang telah disepakati sebelumnya.

§  Menjalang manjanguak kandang, yaitu pihak keluarga laki-laki datang ke rumah keluarga perempuan melihat keadaan anak kemenakan mereka.

6) Upacara kematian

          Pergi melayat(ta’ziah) ke rumah orang yang meninggal merupakan adat bagi orang minangkabau. Tidak hanya karena dianjurkan ajaran isla, tapi juga karena hubungan kemasyarakatan yang sangat akrab membuat mereka malu bila tidak datang melayat. Upacara kematian dimasudkan sebagai upacara penghormatan terakhir  pada almarhum. Umumnya upacara kematian lebih mengutamakan hal-hal yang wajib dilaksanakan menurut syariat islam, yakni penyelenggaraan jenazah. Pada acara ini juga diiringi pidato/pasambahan adat. Selanjutnya ada pula acara peringatan, seperti peringatan tujuh hati (manuju hari),peringatan duo puluah satu hari,peringatan hari ke-40,lalu peringatan pada hari yang ke-100 (manyaratuih hari).

Pasambahan kematian anak-anak, orang dewasa, dan orang tua dilakukan di rumah, yaitu

(a) pasambahan melakukan kain kafan dan

(b) pasambahan pengembalian bakul (tempat kain kafan)

(c) pasambahan adat taragak takana dilakukan di pemakaman.

Dalam upacara kematian penghulu dipasang peralatan merawa (kuning, hitam, dan merah) di muka rumah dan jalan, payung kuning yang di bawahnya digelar tikar, serta dipasang 2 - 4 buah piring untuk menating adat. Kematian orang awam tidak memerlukan merawa, hanya payung (tidak kuning) dan tikar yang dimunculkan. Setiap anggota masyarakat akan selalu berpartisipasi dalam upacara kematian sesuai dengan hubungan kekerabatannya dengan mendiang.

b. Kelompok upacara adat yang berkaitan dengan perekonomian dan kemasyarakatan

             yaitu upacara yang dilaksanakan secara gotong royong di dalam kelompok masyarakat seperti :

1) Turun ke sawah

Kegiatan rutin turun ke sawah bagi masyarakat Minangkabau merupakan aktivitas menyangkut urat nadi kehidupan, karena sawah menghasilkan makanan pokok, baik padi maupun tanaman lain. Turun ke sawah biasanya dilaksanakan dengan beberapa rangkaian upacara seperti :

§  Membersihkan tali bandar, yaitu gotong royong membersihkan selokan/bandar yang dialiri air sampai ke sawah-sawah, agar air menjadi lancar.

§  Turun baniah, yaitu menyemai benih padi pada suatu lahan yang telah dipersiapkan sebelum ditanam di sawah.

§  Turun ke sawah yaitu mulai membajak, mencangkul dan menanam padi.

§  Anta nasi, yaitu mengantar makanan ke sawah oleh kaum perempuan untuk kaum laki-laki yang bekerja di sawah.

§  Basiang padi, yaitu membersihkan padi dari gulma dan rumput pengganggu lainnya setelah padi berumur 1 bulan.

§  Doa tulak bala, yaitu mendoa bersama-sama di sawah memohon kiranya padi tidak diganggu oleh mara bahaya seperti tikus, burung dan lainnya.

§  Manggaro buruang, yaitu mengusir burung pemakan padi.

§  Manyabik atau menuai, yaitu melaksanakan pemanenan.

§  Makan ulu tahun, yaitu melaksanakan doa syukuran sambil mencicipi hasil panen perdana.

§  Berzakat, yaitu mengeluarkan sebahagian hasil panenan untuk yang berhak atasnya, seperti fakir miskin.

2) Mendirikan Rumah

Upacara mendirikan rumah zaman dahulu berbeda dengn sekarang, terutama di kampung-kampung.Pada umumnya rumah dibuat secara gotong royong. Kalau rumah yang akan didirikan rumah biasa, maka semua anggota sekaum diberitahu. Kalau rumah adat yang akan didirikan maka semua ninik mamak dalam nagari diberitahu. 

Upacara mendirikan rumah adalah sebagai berikut :

§  Mufakat awal, upacara batagak rumah dimulai dengan mufakat orang sekaum,membicarakan letak rumah yang tepat,ukurannya,serta kapan waktu mengerjakannya. Hasil mufakat disampaikan pada panghulu suku,lalu panghulu suku ini menyampaikan rencana mereka pada panghulu suku-suku yang lain.

§  Maramu ka rimbo, yaitu mencari bahan/perkayuan untuk rumah yang akan didirikan ke rimba.

§  Mairik ramuan, yaitu menarik bahan bangunan dari rimba ke kampung.

§  Marandam ramuan, yaitu merendam bahan bangunan ke dalam rawa, kolam selama jangka waktu tertentu agar tahan lama.

§  Membangkik batang tarandam, yaitu mengeluarkan bahan bangunan dari rawa/kolam untuk dibuatkan rumah.

§  Cacak-paek, yaitu tukang memulai pekerjaan mengolah bahan bangunan.

§  Macantak tiang tuo yaitu pekerjaan pertamaan dalam membuat rumah. Bahan-bahn yang akan digunakan diolah lebih lanjut.

§  Batagak tiang dilakukan setelah bahan-bahan selesai diolah. Pertama tiang-tiang di tegakkan dengan bergotong royong. Tiang rumah gadang tidak ditanam di tanah,tetapi hanya di letakkan di atas batu layah (gepeng). Karena itulah rumah gadang jarang rusak bila terjadi gempa atau angin badai.

§  Manaiakkan kudo-kudo, adalah melanjutkan pembangunan rumah setelah tiang-tiang didirikan.

§  Batagak-rumah, yaitu mendirikan rumah setelah semua bahan diolah.

§  Menjanguak tukang, yaitu mengantarkan makanan ke rumah tukang setelah rumah selesai dikerjakan.

§  Menaiki rumah, yaitu mengadakan doa selamatan disaat rumah pertama kali didiami.

§  Batagak rumah adalah upacara mendirikan rumah gadang. Kegiatannya sebagai berikut:

c. Kelompok Upacara Adat yang bersifat khusus,

             yaitu kegiatan upacara adat yang tidak rutin atau berkala, tapi secara insedental dan khusus, antara lain :

1) Batagak penghulu

Batagak panghulu adalah upacara pengangkatan panghulu.sebelum upacara peresmiannya, syarat-syarat berikut harus dipenuhi:

Baniah yaitu menentukan calon penghulu baru

Dituah Cilakoi yaitu diperbincangkan baik buruknya calon dalam sebuah rapat

Penyarahan baniah yaitu penyerahan calon penghulu

Manakok ari yaitu perencanaan kapan acara peresmiannya akan dilangsungkan.

Peresmian pengangkatan penghulu dilaksanakan dengan upacara adat. Upacar ini di sebut malewakan gala. Hari pertama adalah batagak gadang  yakni upacara peresmian di rumah gadang yang dihadiri uang nan ampekjinih dan pemuka masayarakat. Panghulu baru menyampaikan pidato. Lalu panghulu tertua memasang deta dan menyisipkan sebilah keris tanda serah terima jabatan. Akhirnya panghulu tertua  di ambil sumpahnya,dan di tutup dengan do’a. Hari kedua adalah hari penjamuan. Hari berikutnya panghulu baru siarak ke rumah bakonya diiringi bunyi-bunyian.

2) Selamatan melepas Nazar atau niat tertentu.

3)Selamatan setelah pulang haji.

4) Selamatan selepas dari bahaya.

5) Selamatan hari baik seperti hari raya, maulid Nabi.

6) Kusuik-manyalasai, karuah mampajaniah (selesai perkara tertentu)

 

3. Tata Cara Upacara Adat

Secara umum upacara adat diselenggarakan sesuai kemampuan penyelenggara.Apabila si penyelenggara orang berkecukupan dan dari keturunan penghulu pucuk atau raja, maka dilaksanakan secara besar dan biaya banyak, tapi kalau tidak sanggup dilaksanakan semampu penyelenggaranya.

Ada 4 (empat) macam tata cara upacara adat yaitu :

a. Baciluikkan aia, yaitu melaksanakan doa atau upacara secara kecil-kecilan yang terdiri dari anggota keluarga se rumah atau tetangga dekat atau ssaudara dekat saja, bersama seorang Malin untuk mendoa. Mendoa seperti ini juga disebut “Mendoa ciek talua”, karena kesanggupan penyelenggara hanya menggorengkan sebuah telur saja.

b.Pangkeh Pucuak atau Patah Paku, yaitu memotong seekor kambing sebagai bahan makanannya. Helat atau upacara ini sudah agak besar dan memanggil orang sekaum dan sekampung, tapi dalam jumlah yang tidak begitu banyak.

c. Kabuang batang, yaitu melaksanakan upacara yang agak besar dengan memotong sapi. Undangan yang hadir tentu sudah banyak, mungkin sampai ke nagari atau luhak lain, tidak saja saudara tapi orang lain.

d. Lambang Urek, yaitu pelaksanaan helat atau upacara yang besar dengan menyemblih kerbau. Biasanya helat Balambang Urek ini untuk acara Batagak Gala/Penghulu, atau pernikahan putri bangsawan, orang berpangkat.Di beberapa daerah helat ini disebut “Mamacah Pinggan” atau "Mangirok Daun".

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Minangkabau kaya akan seni yang terdiri dari alat musik, tarian berbagai seni gabungan dan upacara-upacara adat lainnya yang memiliki nilai tersendiri. Seni anak nagari dan upacara-upacara adat di Minangkabau merupakan harta yang perlu dijaga dan dirawat karena merupakan salah satu warisan dari nenek moyang terdahulu.

B.  Saran

              Kami berharap kesenian anak nagari tetap ada dan terus diajarkan kepada generasi muda saat ini. Begitu pula dengan upacara-upacara adat yang ada di Minangkabau ini, agar terus dilaksanakan terus menerus. Hal ini dilaksanakan agar identitas kita sebagai orang Minang tidak hilang.

Cari Blog Ini