Sabtu, 09 Januari 2021

Laporan Bacaan Buku: Wawasan Jurnalistik Praktis; Peluang dan Tantangan Wawancara Kreatif Karya Ermanto, M. Hum.

 

Berikut ini adalah salah satu contoh laporan bacaan khususnya buku. Buku yang akan dilaporkan kali ini berjudul Wawasan Jurnalistik Praktis; Peluang dan Tantangan Wawancara Kreatif karya Ermanto, M.Hum. Selamat mmebaca.

A.  PENDAHULUAN

Judul : Wawasan Jurnalistik Praktis; Peluang dan Tantangan Wawancara Kreatif

Penulis : Ermanto, M.Hum

Cetakan ke : 1 (satu)

Kota Terbit : Yogyakarta

Penerbit : Cinta Pena

Tahun Terbit : 2005

Tebal Buku : xii + 236 halaman

Garis besar buku Ermanto yang berjudul Wawasan Jurnalistik Praktis ini terdiri atas IX Bab, yakni sebagai berikut.

1. Bab I menjelaskan tentang sejarah perkembangan pers dan jurnalistik pada masa penjajahan Belanda dan Jepang sampai pada masa setelah reformasi.

a. Pers Indonesia pada Masa Penjajahan Belanda

Pada pembahasan perkembangan pers Indonesia pada masa penjajahan Belanda ini, penulis memaparkan mengenai media massa cetak yang pernah terbit pada masa penjajahan Belanda menurut Douwes Dekker, Cabaton, Rinkes, Later, Harahap, dan SM. Zwemer, dan Drewes yang telah disusun oleh pakar sejarah Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid V.

 

b. Pers Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang

Pada pembahasan perkembangan pers Indonesia pada masa penjajahan Jepang, penulis menjelaskan awal pemerintahan Jepang di Indonesia dengan langkah awal melarang pencetakan surat kabar baik yang berbahasa Belanda dan Cina. Walaupun banyak mendapat tantangan, pers terutama surat kabar, pada masa pendudukan Jepang memainkan peranan penting dalam menyebarluaskan serta meningkat semangat nasionalisme rakyat Indonesia melalui tulisan-tulisan para tokoh pergerakan nasional Indonesia.

c. Pers Indonesia pada Tahun 1945-1950

Pada pembahasan perkembangan pers Indonesia pada tahun 1945-1950, penulis membahas mengenai surat kabar pertama yang terbit setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu Berita Indonesia. Penulis juga menyebutkan beberapa surat kabar yang terbit di beberapa daerah.

 

d. Pers Indonesia pada Tahun 1950-1959

Pada pembahasan perkembangan pers Indonesia tahun 1950-1959, penulis membahas mengenai keadaan bangsa Indonesia pada masa itu. Pada masa ini berlaku demokrasi liberal, dimana memberikan kesempatan kepada setiap individu asalkan memiliki uang tanpa memandang golongannya dapat menerbitkan surat kabar, majalah, tanpa meminta izin kepada yang berwenang. Partai-partai oposisi yang berada di luar pemerintah memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan rasa ketidakpuasannya pada pemerintah. Sehingga pemerintah mengeluarkan beberapa ketentuan dalam penerbitan pers. Penulis menyebutkan, bahwa pada masa ini pers berperan menggugah kembali kesadaran berbangsa, bertanah air, berbahasa satu.

 

e. Pers Indonesia pada Tahun 1959-1965

Pada pembahasan perkembangan pers Indonesia tahun 1959-1965 berlaku demokrasi terpimpin setelah dilakukan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Penulis menjelaskan mengenai beberapa peraturan yang dikeluarkan pemerintah tentang pers. Penulis juga menjelaskan beberapa surat kabar yang dibubarkan akibat kehadiran PKI.

 

f. Pers Indonesia Setelah Tahun 1965

Pada pembahasan perkembangan pers Indonesia setelah tahun 1965, penulis menjelaskan mengenai proses bangkitnya pers. Pada masa ini pers Indonesia popular disebut dengan pers Pancasila.

 

g. Pers Indonesia Setelah Reformasi (1998)

Pada pembahasan perkembangan pers Indonesia setelah reformasi, penulis membahas beberapa undang-undang mengenai kebebasan pers.

2. Bab II menjelaskan pengertian jurnalistik menurut beberapa ahli. Selain itu, penulis juga menjelaskan perbedaan dari jurnalistik, pers, dan komunikasi; serta fungsi pers dan jurnalistik.

a. Pengertian Jurnalistik

Pada bagian ini, penulis tidak langsung menjelaskan apa itu jurnalistik.  Penulis memulainya dengan asal-usul jurnalistik. Penulis juga mengemukakan beberapa pengertian jurnalistik menurut beberapa pakar, diantaranya Adinegoro, Dja’far H. Assegaf, Sumanang, S. H dan Drs. M.O. Palapa dalam Eko Supriyono, FX. Koesworo, dan Richard Weiner dalam Ana Nandya Abrar.

 

b. Jurnalistik, Pers, dan Komunikasi

Pada bagian penulis menjelaskan perbedaan antara jurnalistik dan pers. Penulis juga menyebutkan beberapa bentuk komunikasi, yaitu komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi massa, dan komunikasi nirmassa.

 

c. Komunikasi Massa dan Media Massa

Pada bagian ini penulis menjelaskan ciri-ciri dari komunikasi massa dan media massa. Ciri-ciri dari komunikasi massa, yaitu komunikator, pesannya bersifat umum, penyebaran pesan bersifat serentak, komunikasinya tidak saling mengenal dan heterogen, balikannya tertunda, dan media yang digunakan adalah media massa. Ciri-ciri dari media masssa, yaitu bersifat searah, bervariasi, dapat menjangkau sejumlah besar khalayak, menyajikan materi yang dapat mencapai tingkat intelek rata-rata, dan diselenggarakan oleh lembaga masyarakat atau organisasi yang teratur.

 

d. Fungsi Pers dan Jurnalistik

Pada bagian ini penulis menjelaskan fungsi pers dan jurnalistik berdasarkan pasal 2 ayat 3 Undang-undang Pokok Pers yaitu  memberikan informasi, mendidik, menyalurkan aspirasi masyarakat, membentuk pendapat umum, melakukan control sosial, dan memberikan hiburan.

 

3. Bab III penulis menguraikan empat teori pers, yaituteori pers otoratarian, teori pers libertarian, teori pers tanggung jawab sosial, dan teori pers soviet komunis.

a. Empat Teori Pers

Pada bagian ini penulis menjelaskan empat teori pers menurut Siebert-Peterson-Schramm, yaitu teori pers otoratarian (Fred S. Siebert), teori pers libertarian (Fred S. Siebert), teori pers tanggung jawab sosial (Theodore Peterson), dan teori pers Soviet totalitarian/komunis (Wilbur Schramm). Keempat teori tersebut dijelaskan dengan rinci oleh penulis.

 

b. Organisasi Pers dan Sejarahnya

Pada bagian ini penulis menjelas tentang empat organisasi pers yang sampai sekarang masih menyelenggarakan pers, yaitu : (1) organisasi wartawan seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), (2) organisasi perusahaan pers seperti Serikat Penrerbit Surat kabar (SPS), (3) organisasi grafika pers seperti Serikat Grafika Pers (SGP), dan (4) organisasi media periklanan seperti Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI).

 

4. Bab IV penulis buku membahas jenis materi jurnalistik dalam media massa, berita dalam media massa termasuk cara menulis berita. Pada Bab keempat penulis juga menjelaskan tentang reportase dan feature.

a. Jenis Materi Jurnalistik dalam Media Massa

Pada bagian ini penulis menyebutkan garis besar materi jurnalistik dibagi Yurnaldi atas dua bagian. Pertama, disebut dengan news, dan yang kedua disebut dengan views. Pada bagian ini penulis juga menjelaskan bagaimana caranya menulis berita yang baik. Pada bagian ini penulis juga menjelaskan perbedaan surat kabar, majalah, dan tabloid dalam bentuk table. Perbedaan surat kabar, radio, dan televise juga dijelaskan penulis dalam bentuk tabel.

 

b. Berita dalam Media Massa

Pada bagian ini penulis menjelaskan proses pengelolaan berita sampai pada proses pencariannya.  Di dalam pencarian berita ada beberapa konsep yang harus dipahami, diantaranya konsep 5W + 1H. Penulis juga menjelaskan bagian-bagian yang perlu diperhatikan dalam menulis berita. Penulis menyebutkan bahwa seorang wartawan yang baik harus menguasai berita dalam bentuk piramida terbalik untuk jenis berita langsung. Penulis juga menjelaskan tahap-tahap dalam penulisan berita yang baik.

 

c. Menulis Reportase

Pada bagian ini, penulis menjelaskan pengertian reportase beserta kesamaannya dengan berita. Penulis juga menjelaskan pengertian reportase menurut Yanuar Abdullah  dan Yurnaldi. Penulis memaparkan perbedaan reportase dan berita langsung dalam bentuk tabel. Penulis juga menjelaskan tentang beberapa jenis reportase, yaitu reportase sederhana, reportase interpretative, reportase partisipatif, dan reportase investigatif.

 

d. Menulis Feature

Pada bagian ini, penulis menjelaskan pengertian feature atau feature news.  Penulis juga menyebutkan beberapa topik yang bisa atau pantas dijadikan sebagai sebuah feature.  Penulis menjelaskan ciri-ciri feature menurut Tempo, yaitu adanya unsure kreativitas, adanya unsure subjektifitas, adanya unsure informative, dan adanya unsure menghibur. Penulis memarkan enam jenis feature, yaitu feature human interes, feature sejarah, feature biografi, feature perjalanan, feature petunjuk melakukan sesuatu, dan feature ilmiah.

 

5. Bab V penulis buku menjelaskan beberapa aturan dalam pembuatan judul berita, reportase, dan feature.

a. Judul dari Aspek Struktur

Pada bagian ini penulis menjelaskan beberapa bentuk judul berita beserta contohnya dengan rinci, diantaranya judul berita satu klausa, judul berita dua klausa, dan judul berita tidak ada klausa.

 

b. Judul Berita dari Aspek Kosakata

Pada bagian ini penulis menjelaskan bentuk pemakaian kosakata yang benar melalui contoh. Penulis juga menjelaskan bentuk pemakaian imbuhan yang benar melalui tabel.

 

c. Judul Berita dari Aspek Ejaan

Pada bagian ini penulis menjelaskan bagaimana penggunaan tanda titik dua, huruf miring, huruf kapital yang benar dalam penulisan judul.

 

6. Bab VI penulis buku membahas bentuk berita beserta contoh-contohnya.

Pada Bab ini terdapat beberapa bentuk aspek berita, yaitu dari aspek struktur, kosakata, dan ejaan. Pada bagian berita dari aspek struktur, penulis membahas dua struktur bentuk berita, yaitu bentuk struktur paragraph berita dan bentuk struktur kalimat. Pada struktur paragraf dari jumlah kalimat, penulis membaginya menjadi enam bagian, yaitu paragraf satu kalimat, paragraf dua kalimat, paragraf tiga kalimat, paragraf empat kalimat, paragraf lima kalimat, dan paragraf enam kalimat beserta contoh-contohnya. Pada struktur kalimat dari jenis kalimatnya, terbagi menjadi kalimat langsung dan tidak langsung.

Pada bagian berita dari aspek kosakata, penulis menjelaskan mengenai penggunaan tanda miring dalam penggunaan nama dari bahasa asing beserta contoh-contohnya. Pada bagian berita dari aspek ejaan membahas penulisan gelar akademik yang keliru dan kesalahan penggunaan tanda koma.

 

7. Bab VII penulis buku membahas bentuk komentar foto berita dalam aspek struktur, kosa kata, dan ejaannya.

Pada Bab ini, penulis membahas beberapa bentuk komentar foto dari berbagai aspek, yaitu aspek struktur, aspek kosakata, dan aspek ejaan. Komentar foto berita dari aspek struktur membahas struktur komentar foto berita dari jumlah kalimat dan kesalahan struktur kalimat. Komentar foto berita dari aspek kosakata membahas penggunaan kosa kata yang mubazir dan penulisan kosakata yang miring dan tegak. Komentar foto berita dari aspek ejaan membahsan penggunaan huruf kapital yang belum tepat. Pada bab ini penulis menyertakan contoh untuk memperjelas penjelasan.

 

8. Bab VIII penulis buku menjelaskan tajuk rencana.

Pada Bab ini, penulis membahas beberapa bentuk tajuk rencana, yaitu tajuk rencana dari aspek struktur, kosakata, dan ejaan. Tajuk rencana dari aspek struktur membahas dua hal, yaitu bentuk struktur paragraf tajuk rencana dan struktur kalimat tajuk rencana. Dari aspek kosakata, penulis menjelaskan dua hal yang menonjol, yaitu beberapa kesalahan seperti penggunaan kata yang tidak perlu/tidak tepat dan penggunaan kata asing yang tidak miring. dari aspek ejaan, penulis membahas singkatan gelar yang tidak menggunakan tanda titik dan penggunaan huruf kapital pada seluruh kata yang terletak di awal sub topik. Pada setiap pembahasan penulis menyertakan contoh-contoh yang mempermudah pembaca untuk memahami pemabahasannya.

9. Bab IX penulis buku menjelaskan bentuk tulisan pojok.

Pada Bab ini penulis membahas beberapa aspek dalam tulisan pojok, yaitu aspek struktur, aspek kosakata, dan aspek ejaan. Pojok sebagai salah satu bentuk opini jurnalistik memiliki dua bagian, yaitu pernyataan dan komentar. Pada aspek struktur, penulis membahas struktur kalimat pernyataan dan struktur kalimat komentar. Pada aspek kosakata, penulis membahas kosakata bagian pernyataan pojok dan kosakata bagian komentar pojok. pada aspek ejaan, penulis penggunaan huruf miring komentar pojok, penggunaan petik ganda, penggunaan tanda seru yangmasih sering terjadi kesalahan. Pada setiap pembahasan penulis menggunakan contoh untuk mempermudah pemahaman pembaca.

B. LAPORAN BAGIAN BUKU

Bab yang saya laporkan dalam laporan bacaan ini yaitu subbab yang membicarakan tentang menulis feature. Dalam buku ini penulis memaparkan feature adalah karangan yang menyajikan permasalahan kehidupan yang menarik, bertolak dari data dan fakta yang akurat dan lengkap, tetapi disajikan secara khas dan santai serta memberikan hiburan. Penyajian permasalahan dalam feature tidak formal seperti dalam penyajian berita langsung. Permasalahan yang diangkat menjadi feature harus didasarkan pada permasalahan yang dianggap penting dan memiliki daya tarik untuk diketahui pembaca dan disajikan secara sederhana, khas, ringan, dan menghibur.

Secara fisik, feature hampir sama dengan reportase, terdiri dari judu l(head line), teras (lead) dan tubuh (body). Yang membedakannya adalah pada pilihan judul dan penyajiannya yang lincah, enak dibaca, tidak formal, dan memberikan hiburan.

Ada beberapa ciri feature menurut tempo (1979 : 6-9) yaitu: (1) adanya unsur kreativitas, (2) adanya unsur subjektifitas, (3) adanya unsur informatif, dan (4) adanya unsur menghibur.

Materi yang dijadikan feature adalah materi yang tidak layak menjadi berita langsung atau reportase, tetapi dianggap memiliki informasi yang menggugah dan bermanfaat bagi pembaca. Permasalahan itu menjadi bahan yang menarik kalau digarap dengan sudut pandang yang menggugah. Itulah perbedaan yang paling inti pada feature dengan bentuk tulisan jurnalistik lainnya.

Menurut Tempo (1979 : 11-17), yang perlu diingat dalam menyususn feature adalah, feature pada hakiakatnya adalah seorang yang berkisah. Ini berbeda dengan berita langsung atau reportase yang penyusunannya dengan mengurutkan fakta-fakta. Menulis feature tetap menggunakan prinsip penulisan jurnalistik dasar. Menulis feature ibarat melukis gambar dengan kata-kata, mengjidupkan imajinasi pembaca, dan menarik emosi pembaca agar masuk dalam masalah yang disajikan.

Feature yang dimuat di media massa cetak dapat dipilah-pilah jenisnya. Menurut Koesworo, dkk. (1994 : 96) dan Dja’far H. Assegaf (1991 : 56) ada enam jenis feature yaitu (1) feature human interest, (2) feature sejarah, (3) feature biografi, (4) feature perjalanan, (5) feature petunjuk melakukan sesuatu, dan (6) feature ilmiah.

C. KOMENTAR

Buku ini banyak memberikan sumbangsih dalam kajian jurnalistik, karena penulisnya berusaha memaparkan jurnalistik secara rinci. Buku ini bagus digunakan oleh mahasiswa yang belajar jurnalistik, juga oleh tenaga edukatif untuk  menambah referensi dan juga dalam proses belajar mengajar karena mengandung isi yang berkualitas, serta juga bermanfaat bagi para peminat jurnalistik untuk mengembangkan wawasan jurnalistiknya. Pembahasan dalam buku ini dimulai dengan sejrah perkembangan pers dan jurnalistik hingga bentuk-bentuk materi media massa. Selain itu, penulis juga memberikan contoh-contoh agar pembaca lebih memahami materi yang disajikan penulis.  

D. PENUTUP

Buku ini berbicara tentang berbagai hal terkait dengan wawasan jurnalistik, buku ini banyak memberikan sumbangsih dalam kajian jurnalistik. Saya yakin buku ini sangat sarat akan muatan jurnalistik. Buku ini bagus digunakan oleh mahasiswa yang belajar jurnalistik, juga oleh tenaga edukatif untuk  menambah referensi dan juga dalam proses belajar mengajar. Buku ini memiliki isi yang berkualitas karena penulis memaparkan secara rinci materi yang disajikannya. Penggunaan bahasa yang sederhana membuat pembaca lebih mudah memahami materi yang disajikan penulis. Hanya saja buku ini kurang menarik dari segi penyajiaan tulisan dan sampulnya sehingga pembaca kurang tertarik untuk membaca buku tersebut. Namun, secara keseluruhan buku ini sangat bagus dan bermanfaat.

Setelah pembaca membaca laporan ini, saya harap pembaca dapat memberikan tanggapan terhadap tulisan saya ini dengan cara memberikan komentar baik itu kritik maupun saran di kolom komentar yang telah disediakan demi kemajuan dan kebaikan blog ini kedepannya. Terima kasih.

Cari Blog Ini