Resume Kajian Subuh
Oleh: Riska Mulyani (2208149)
Kelas: Pendidikan Bahasa Indonesia S2-A
KAJIAN SURAH AL-ANBIYA
AYAT 47:
MENYIAPKAN
PERTANGGUNGJAWABAN AMAL PERBUATAN DI HADAPAN ALLAH SWT
Pembicara: Prof. Dr. Sofyan Sauri, M.Pd.
Hari/Tanggal:Ahad, 23 Oktober
2022/27 Rabiul Awal
1444 H
Pukul: 05.00 s.d. 06.00 WIB
A. Surah Al-Anbiya
Ayat 47 dan
Terjemahan
وَنَضَعُ
الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا
ۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ
خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حَاسِبِيْنَ
Artinya: “Dan Kami akan memasang
timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau
sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya
(pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.” (Q.S. Al-Anbiya: 47)
B. Interpretasi Para Musafir
1. Tafsir Tahlili
dengan tegas Allah Swt. menyatakan pada ayat ini, dalam menilai perbuatan
hamba-Nya kelak di hari kiamat, Allah Swt. akan menegakkan neraca keadilan yang
benar-benar adil sehingga tidak seorang pun akan dirugikan dalam penilaian itu.
Maksudnya penilaian itu akan dilakukan setepat-tepatnya, sehingga tidak
akan ada seorang hamba yang amal kebaikannya dikurangi sedikit pun, sehingga
menyebabkan pahalanya dikurangi dari yang semestinya dia terima. Demikian
juga dalam Tafsir Tahlili dikatakan bahwa memberikan pahala yang
berlipat ganda dari jumlah kebaikannya atau menimpakan azab yang lebih ringan
dari kejahatannya adalah terserah kepada kehendak Allah Swt., dan Allah SWT adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
2. Tafsir Munir bahwa yang dimaksud dengan kalimat wanado'ulmawaziina adalah Allah memperlihatkan perhitungan yang akurat serta
balasan sesuai dengan amal perbuatan dengan adil dan objektif, tanpa ada yang
dizalimi sedikit pun. Dengan kata lain, yang dimaksud dengan timbangan adalah
keadilan di antara semua makhluk, hal itu diilustrasikan dengan membuat neraca
untuk menimbang hal-hal yang ditimbang.
3. Hasan Al-Basri menandaskan: itu
adalah neraca yang memiliki dua daun timbangan dan batang. Barangsiapa yang
amalan kebaikannya lebih berat dari amalan jeleknya, ia termasuk orang yang
selamat. Barangsiapa yang amalan jeleknya lebih berat dari amal baiknya, ia
termasuk orang yang celaka.
C. Nilai-Nilai Pendidikan
1. Mendidik
hambanya agar senantiasa mawas diri dalam segala perbuatan
2. Senantiasa
mengajarkan melaksanakan amal saleh sebagai bekal kehidupan
3. Mendidik
hambanya untuk selalu bermuhasabah dan menghisab diri sebelum dihisab di
akhirat kelak
4. Mengajarkan
agar senantiasa bertaubat atas apa yang telah diperbuat
D. Semua Perbuatan akan
Dimintai Pertanggungjawaban
Hal ini sesuai
dengan firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-Qiyamah: 36. Selain itu, dalam Q.S.
Luqman: 16 Allah menegaskan bahwa setiap perbuatan pasti akan ada
balasannya meski hanya sebesar biji sawi. Manusia
akan melewati neracanya Allah dan semua amalnya akan dimintai
pertanggungjawaban. Mereka akan ditimbang
sesuai dengan apa yang mereka perbuat. Melalui Q.S. Al-Haqqah: 18
Allah Swt. Mengingatkan bahwa semua perbuatan hambanya akan terbuka tanpa ada
sesuatu pun yang dapat disembunyikan.
Diriwayatkan oleh Ibnu
Abi Ad-Dunya dan
Imam ath-Thabrani Nabi Muhammad saw. bersabda “Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai
yang terakhir, pada waktu hari tertentu dalam keadaan berdiri selama empat
puluh tahun. Pandangan-pandangan mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan
Allah.” Melalui hadist ini dapat kita pahami
berapa lama semua manuasia menanti Pengadilan Allah.
Dalam
HR. Tirmidzi Nabi Muhammad saw. bersabda “Tidak akan bergeser dua
telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai
pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya
bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke
mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya”.
Dalam
penjelasan para ulama ada beberapa pendapat yang ditimbang dalam mawazin
(timbangan) pada hari kiamat, yaitu 1) amal itu sendiri, 2) catatan amal, 3)
pahala dari amalan, dan 4) pelaku amal itu sendiri.
Amalan yang dapat memperberat timbangan
menurut H.R. Bukhari 7/168 dan Muslim 4/2072 adalah bacaan سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيم yang berarti Mahasuci Allah dan segala
puji bagi-Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Agung.
Menurut
Q.S. Al-Kahf: 49 semua perbuatan manusia tercatat dengan baik dalam
Catatan Amal. Tidak ada yang tertinggal sedikitpun dalam catatan amal tersebut.
Semua tertulis dengan detail setiap apa-apa yang telah dikerjakan oleh manusia.
Selanjutnya,
menurut Q.S. Yasin: 65 semua anggota tubuh manusia akan berbicara
kecuali mulit. Pada anggota tubuh tersebut akan memberi kesaksian terhadap apa
yang dahulu mereka kerjakan.
E. Mempersiapkan
Bekal Pertanggungjawaban
Melalui Q.S. Al-Baqarah: 197 Allah Swt.
memperingatkan umat manusia untuk membawa bekal, dan sebaik-baiknya bekal
adalah takwa. Selain itu, melalui Q.S.
Al-A’raf: 26 Allah Swt. berfirman bahwa pakaian terbaik dan lebih baik
adalah takwa. Menurut Q.S. Al- Baqarah: 3 tanda orang yang bertakwa
adalah mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan salat, dan
menafkahkan sebahagian rezeki yang telah dianugerahkan kepada mereka (dalam hal
ini bersedekah).
Berikut
ini adalah hal-hal yang dilakukan untuk mempersiapkan bekal untuk dipertanggungjawabkan
di hadapan Allah Swt.
1. Mengusahakan amal saleh dan ibadah terbaik (Q.S. An-Najm: 39).
2. Janganlah mengikuti sesuatu yang tidak kita ketahui (Q.S. Al-Isra’: 36).
3. Menginfakkan harta di jalan Allah dan berbuat baik (Q.S. Al-Baqarah: 195).
4. Bertakwa dan memperhatikan perbuatan yang akan dilakukan (Q.S. Al-Hasyr: 18).
5. Memohon pertolongan dengan sabar dan salat (Q.S. Al-Baqarah: 45-46).
6. Bertakwa dan tidak menyombongkan diri (Q.S. Al-Qashash: 83).
7. Menyiapkan amalan yang terus mengalir pahalanya (HR. Muslim no. 1631).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar