Minggu, 17 Desember 2023

Pengalaman Seleksi Beasiswa LPDP Part 2

Setelah memfinalisasi pendaftaran, saya menunggu pengumuman administrasi sambil mempelajari soal-soal tes TPA  dan cara menyelesaikannya dari buku dan youtube. Beberapa minggu kemudian, hasil seleksi administrasi diumumkan. Alhamdulillah saya lulus, saya semakin giat belajar TPA dan mempersiapkan diri untuk tes bakat skolastik (TBS), mirip sepesrti tes SKD CPNS). Saya sering melakukan simulasi mandiri, mengerjakan soal yang ada di buku dalam waktu yang terbatas. Jika waktunya habis saya harus berhenti mengerjakan soalnya. Saya kemudian menganalisis kelemahan saya dan berlatih lebih banyak pada soal-soal yang saya anggap sulit. Itu terus berlangsung sampai pengumuman TBS dilaksanakan. Tiga atau dua hari sebelum tes dilaksanakan saya sudah berhenti belajar, paling yang saya lakukan hanya menonton video yootube tentang tips dan trik yang bisa dilakukan saat tes TBS berlangsung. 

Pada hari TBS saya mempersiapkan diri lebih awal, sekitar satu jam sebelum jadwal, saya sudah di depan laptop, sambil menunggu saya makan dan minum yang cukup agar ketika ujian berlangsung saya tidak izin ke belakang. Sedikit tips dari saya, ketika TBS, teman-teman jangan gugup anggap saja sedang mengerjakan latihan biasa, jika teman-teman ragu dengan jawabannya, tetap isi dengan jawaban yang teman-teman anggap paling benar saat itu. Kemudian catat nomor soal yang teman-teman anggap ragu itu di kertas buram yang teman-teman gunakan. Nanti, setelah semua soal selesai dibaca dan diisi, teman-teman bisa mengecek kembali soal dan jawaban yang dianggap ragu tersebut. Satu lagi, karena TBS online dan kamera laptop menyala, usahakan tetap fokus melihat soal, jangan terlalu sering melihat kamera dan bercermin di kamera, merapikan jilbab untuk yang perempuan atau rambut untuk yang laki-laki, jangan pedulikan ekspresi teman-teman di kamera fokus ke soal saja ya. Setelah TBS selesai, tidak usah coba cari jawaban yang benar karena itu hanya akan menambah pikiran teman-teman. Saran saya, lebih baik teman-teman mulai persiapkan diri untuk Tes Substansi (wawancara). 

Saya dulu mempersiapkan diri untuk tes wawancara dengan mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dalam wawancara, itu sudah sangat banyak di internet dan juga youtube. Kemudian, saya mencoba menulis garis besar jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jawabannya tentu harus sesuai dengan esai yang telah kita tulis. Di samping itu, setiap malam saya sering mendengar simulasi wawancara teman-teman peserta yang lain. Saya tidak pernah ikut simulasi, saya hanya menjadi pendengar di forum tersebut karena jujur dulu saya tidak berani dan percaya diri dengan esai dan kemampuan saya setelah mendengar capaian-capaian teman-teman peserta yang lain yang luar biasa. Pewawancaranya saat itu adalah awardee LPDP yang sukarela meluangkan waktu mereka untuk membantu para peserta, saya sangat mengapresiasi hal itu. Setelah simulasi biasanya kakak-kakak awardee LPDP ini akan memberikan masukan terhadap teman peserta yang sudah diwawancarai, saya mencatat masukan itu dan mencoba menerapkannya pada diri saya. Oh iya, saya juga sering praktik sendiri, saya bertanya kepada diri sendiri dan menjawabnya sendiri sambil direkam. Setelah itu saya koreksi sesuai masukan-masukan yang telah saya catat sebelumnya. Di tengah persiapan wawancara, pengumuman TBSpun keluar, Alhamdulillah saya lulus. Nilai saya saat itu tidak terlalu tinggi tetapi lebih dari cukup sehingga bisa dinyatakan lulus seleksi.

Sama seperti seleksi TBS, seleksi substansi ini juga dilakukan dalam beberapa hari. Kebetulan saya mendapat jadwal di hari kedua. Jadi saya cukup banyak membaca curhatan teman-teman yang telah selesai wawancara. Di satu sisi, curhatan teman-teman ini dapat kita jadikan pelajaran tetapi di sisi lain hal ini dapat menjadikan kita lebih khawatir dan waspada. Jika teman-teman takut merasa khawatir lebih baik grup-grup terkait tidak usah dibaca dulu ya. 

Sekarang giliran saya, seperti seleksi TBS saya sudah duduk di depan laptop satu jam sebelum jadwal yang ditetapkan. Hari itu saya diwawancarai oleh 2 orang perempuan (1 akademisi dan 1 psikolog). Pertanyaan yang diajukan oleh akademisi berkisar antara rencana studi, alasan melanjutkan studi, dan pertanyaan lain terkait perkuliahan. Jika saya amati, tugas akademisi di sini adalah untuk melihat seberapa yakin dan mampu kita untuk melanjutkan studi. Jadi saran saya, teman-teman perlu meyakinkan pewawancara bahwa teman-teman bisa menyelesaikan studi tepat waktu dan sudah memiliki rencana yang jelas selama studi berlangsung. 

Selanjutnya, wawancara dengan psikolog. Selama wawancara saya ditanyai pertanyaan-pertanyaan terkait sikap dan sikap saya. Psikolog mencoba melihat apakah aplikasi pendaftaran saya diisi denga jujur atau tidak. Di samping itu, psikolog mencoba menggali seberapa mampu kita untuk menyelesaikan masalah dan mengelola emosi. Sedikit tips dari saya, tetaplah jadi diri ketika mengisi form pendaftaran, coba kenali dan gali potensi yang ada dalam diri kita serta tetaplah percaya diri ketika menjawab pertanyaan pewawancara. 

Selama wawancara cobalah untuk tetap merendah dan tidak sombong, perhatiak diksi ketika menjawab pertanyaan pewawancara, jangan jadikan diri teman-teman sebagai pusat, tetapi jadikanlah orang-orang di sekitar teman-teman sebagai alasan atas tindakan baik yang teman-teman lakukan. Kemudian, cobalah menjawab pertanyaan dengan langsung, jangan berbelit-belit. Cukup jawab apa yang ditanyakan dan berikan  alasan yang mendukung jika dibutuhkan. 

Mungkin sekian cerita pengalaman saya mengikuti seleksi beasiswa LPDP. Smeoga teman-teman dapat mengambil manfaat dari cerita ini. Jika teman-teman berpikir jalan saya sangat lancar, sebenarnya jalan  saya pun berbatu hanya saja tidak saya ceritakan di sini. Jika teman-teman memiliki pertanyaan seputar beasiswa LPDP jangan segan untuk bertanya ya.




 

Cari Blog Ini